Beranda News Presiden Prabowo Kenang Sejarah Agresi Militer Belanda 1948: Peninggalan di Jasinga-Bogor Hancur

Presiden Prabowo Kenang Sejarah Agresi Militer Belanda 1948: Peninggalan di Jasinga-Bogor Hancur

Publikbicara.com – Pada Peringatan Hari Bela Negara ke-76, Presiden Prabowo Subianto memberikan amanat yang penuh makna, mengenang perjuangan bangsa Indonesia melawan agresi militer Belanda pada 19 Desember 1948.

Dalam pidatonya, Presiden menegaskan pentingnya peringatan ini untuk menghormati pengorbanan para pahlawan dalam mempertahankan kedaulatan negara.

Agresi militer Belanda kedua merupakan salah satu peristiwa bersejarah yang membuktikan ketangguhan bangsa Indonesia.

READ  Menggaungkan Bela Negara, Tetapi Melupakan Warisan Sejarah: Nasionalisme atau Seremonial Belaka?

Saat itu, Belanda menyerang Yogyakarta, yang kala itu menjadi ibu kota negara, dan menangkap sejumlah pemimpin penting, termasuk Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta.

Kekosongan kepemimpinan memaksa pemerintah mengambil langkah strategis dengan mendirikan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi, Sumatra Barat, yang dipimpin oleh Menteri Kemakmuran Syafruddin Prawiranegara.

Deklarasi PDRI menjadi simbol perlawanan bangsa terhadap penjajah sekaligus bukti kepada dunia bahwa Republik Indonesia tetap berdiri kokoh meskipun di tengah ancaman kolonialisme.

READ  Wadan Paspampres Klarifikasi: Tidak Ada Geser Jemaah Demi Wapres Gibran

Jasinga, Bagian dari Sejarah yang Terlupakan:

Di wilayah Kabupaten Bogor, Kecamatan Jasinga menjadi saksi penting perjuangan bangsa saat agresi militer tersebut.

Di bawah kepemimpinan Bupati pertama Bogor, R. Ipik Gandamana, wilayah Jasinga berperan sebagai pusat pemerintahan darurat.

Presiden Prabowo Kenang Sejarah Agresi Militer Belanda 1948: Peninggalan di Jasinga-Bogor Hancur

Pendopo Kewedanaan Jasinga saat itu difungsikan sebagai kantor bupati pertama, menjadi simbol semangat perjuangan rakyat Bogor dalam mempertahankan kemerdekaan.

READ  Dinas Kebudayaan Diduga Korupsi 150 Miliar: Langakah Pemerintahan Provinsi Siap Nonaktifkan Kepala Disbud

Namun, kisah heroik itu kini hanya tersisa dalam catatan sejarah. Pendopo Kewedanaan Jasinga, yang dahulu menjadi saksi perjuangan, kini telah hancur.

Bangunan bersejarah tersebut hanya menyisakan puing-puing tak berarti, tergantikan oleh tumpukan truk sampah dan aspal.

Pesan Presiden: Jangan Lupakan Sejarah
Presiden Prabowo mengingatkan bahwa sejarah bukan hanya untuk dikenang, tetapi juga untuk dijadikan pelajaran bagi generasi mendatang.

READ  Justin Hubner Alami Gegar Otak, Absen Empat Minggu dari Lapangan Hijau

Ironi hancurnya Pendopo Kewedanaan Jasinga menjadi pengingat bahwa pelestarian sejarah adalah tanggung jawab bersama.

Pemerintah daerah dan masyarakat diharapkan dapat bersinergi untuk menjaga jejak-jejak perjuangan bangsa agar tidak hilang ditelan waktu.

Melalui peringatan Hari Bela Negara ini, Presiden Prabowo mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk mengenang perjuangan para pahlawan sekaligus memperkuat komitmen menjaga kedaulatan negara.

READ  Justin Hubner Alami Gegar Otak, Absen Empat Minggu dari Lapangan Hijau

Sejarah adalah jati diri bangsa, dan tugas kita adalah menjaganya tetap hidup dalam ingatan kolektif.**

Jasinga: 19/12/2024 “Ra Dien”

Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow

Artikulli paraprakMenggaungkan Bela Negara, Tetapi Melupakan Warisan Sejarah: Nasionalisme atau Seremonial Belaka?
Artikulli tjetërIni Surat Bukti Kepemilikan Tanah yang Tidak Akan Berlalu Mulai Tahun 2026:  AJB, Letter C, Petuk D dan Ini