Publikbicara.com – Kisah ini mungkin sudah sering terdengar, tetapi pelajaran di baliknya tetap relevan hingga kini. Imam Ahmad bin Hanbal, seorang ulama besar yang dikenal dengan hafalan sejuta hadisnya, justru mendapatkan pelajaran berharga dari seorang penjual roti sederhana.
Dalam masa tuanya, Imam Ahmad bercerita bahwa suatu hari ia merasakan dorongan kuat untuk pergi ke sebuah kota di Irak, yaitu Bashrah, tanpa alasan jelas.
Sesampainya di sana, ia mengikuti salat Isya berjamaah di masjid. Selepas salat, Imam Ahmad berniat untuk beristirahat di masjid tersebut.
Namun, rencananya tidak berjalan mulus. Marbot masjid, yang tidak mengenali Imam Ahmad, melarangnya tidur di masjid.
Imam Ahmad yang tidak memperkenalkan diri sebagai ulama besar, mencoba tidur di teras masjid. Lagi-lagi, marbot mengusirnya hingga ke jalan.
Di saat yang sama, seorang penjual roti yang tinggal di dekat masjid melihat kejadian tersebut.
Ia menawarkan Imam Ahmad untuk menginap di rumahnya yang sederhana.
Dengan ramah, ia menyambut sang musafir dan melanjutkan pekerjaannya membuat roti.
Namun, ada sesuatu yang unik dari penjual roti ini. Selama bekerja, ia terus melafalkan istighfar, baik saat mencampur adonan, memecahkan telur, hingga menaburkan garam. Hal ini menarik perhatian Imam Ahmad.
“Sudah berapa lama kamu melakukan ini?” tanya Imam Ahmad.
“Sudah 30 tahun, Syaikh,” jawab penjual roti sambil tetap melafalkan istighfar.
Imam Ahmad bertanya lagi, “Apa hasilnya dari kebiasaanmu ini?”
Penjual roti dengan yakin menjawab, “Tidak ada satu pun hajat yang saya panjatkan kecuali Allah mengabulkannya, kecuali satu hal.”
Penasaran, Imam Ahmad bertanya, “Apa hajatmu yang belum dikabulkan?”
“Saya selalu berdoa agar bisa bertemu dengan Imam Ahmad bin Hanbal,” jawab penjual roti dengan tulus.
Mendengar hal itu, Imam Ahmad langsung bertakbir, “Allahu Akbar! Doamu telah dikabulkan. Saya adalah Imam Ahmad bin Hanbal.
Demi istighfarmu, Allah membawaku jauh dari Baghdad ke Bashrah, bahkan hingga diusir dari masjid oleh marbot, hingga akhirnya sampai ke rumahmu ini.”
Penjual roti terkejut sekaligus bersyukur, tak henti-hentinya memuji Allah atas jawaban dari doanya.
Pelajaran Berharga:
Kisah ini mengajarkan kekuatan istighfar dan pentingnya konsistensi dalam beramal.
Seperti sabda Rasulullah SAW, “Barang siapa yang selalu beristighfar, maka Allah akan memberinya jalan keluar dari segala kesulitan dan memberinya rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangka.”
Dari seorang penjual roti sederhana, Imam Ahmad bin Hanbal yang dikenal dengan keilmuan dan kesalehannya justru mendapatkan pelajaran berharga tentang keutamaan zikir dan tawakal kepada Allah.
Wallahu A’lam.
Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow













