Publikbicara.com – Ungkapan Gus Baha, seorang ulama kharismatik yang dikenal dengan pandangan-pandangannya yang mendalam dan penuh hikmah, kembali mengundang perhatian publik.
Dalam sebuah ceramahnya, ia menyampaikan pesan yang menggugah hati tentang makna sejati ibadah.
“Sungguh lebih mulia seseorang yang menikmati sebatang rokok, namun dia menghadirkan Tuhannya di dalam kenikmatan itu, dibanding mereka yang fokus membaca Al-Qur’an namun hanya terpaku pada bacaan tanpa mengingat Tuhannya sedikit pun,” ujar Gus Baha dengan gaya khasnya yang santai namun penuh makna.
Pernyataan ini tentu bukan sekadar pembelaan terhadap kebiasaan merokok, melainkan sebuah refleksi mendalam tentang inti dari setiap ibadah.
Gus Baha ingin mengingatkan umat bahwa hubungan dengan Allah SWT tidak sebatas pada bacaan atau aktivitas ritual, tetapi terletak pada kehadiran hati dan kesadaran akan Tuhan di setiap momen kehidupan.
Lebih lanjut, Gus Baha menambahkan, “Sejatinya Allah itu bukan bacaan atau tulisan.”
Pernyataan ini mempertegas bahwa hakikat beribadah tidak boleh hanya berhenti pada aspek lahiriah, seperti membaca kitab suci tanpa memahami atau menghayati maknanya.
Ia menekankan pentingnya menghadirkan Allah SWT dalam setiap aktivitas, baik besar maupun kecil, sehingga setiap perbuatan menjadi bentuk penghambaan yang tulus.
Pandangan Gus Baha ini mengajak umat Islam untuk merenungkan kembali esensi dari setiap ibadah yang dilakukan. Ritual seperti membaca Al-Qur’an, salat, atau berzikir bukan semata-mata kewajiban, tetapi sarana untuk memperkuat hubungan dengan Sang Pencipta.
Dengan menghadirkan Allah dalam hati, setiap aktivitas, bahkan yang terlihat sederhana, dapat bernilai ibadah.
Sebagai ulama yang sering membahas aspek spiritualitas Islam dengan bahasa sederhana, Gus Baha kerap menyampaikan pemahaman yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Tak heran jika ceramah-ceramahnya banyak diminati dan mampu menyentuh berbagai lapisan masyarakat.
Pesan ini menjadi pengingat bahwa keimanan bukanlah tentang tampilan atau ritual semata, melainkan tentang keikhlasan hati dalam mengingat Allah SWT di setiap langkah kehidupan.***
Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow













