Publikbicara.com – Sistem rekayasa lalu lintas satu arah atau one way di kawasan Puncak Bogor kembali menjadi sorotan.
Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub), Suntana, menegaskan bahwa solusi ini masih relevan untuk mengurai kemacetan di jalur wisata populer tersebut, terutama menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
“Ada masukan, one way masih menjadi solusi, tetapi tentu kami tetap mengakomodasi kebutuhan, termasuk kepentingan para pengusaha yang tergabung dalam PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia),” ujar Suntana di Kantor Setda Kabupaten Bogor, Rabu, 20 November 2024.
Menurut Suntana, sistem one way mampu mengatur arus lalu lintas tanpa mengganggu aktivitas sektor usaha di kawasan Puncak yang menjadi andalan pariwisata Kabupaten Bogor.
Untuk itu, pihaknya terus membuka ruang diskusi dengan berbagai pemangku kepentingan.
“Kami akan menyempurnakan sistem ini berdasarkan masukan dari teman-teman PHRI. Prinsipnya, solusi lalu lintas harus seimbang dengan keberlangsungan sektor ekonomi di Puncak,” tegasnya.
Suntana bukan orang baru dalam mengatasi kemacetan Puncak. Saat menjabat sebagai Kapolres Bogor pada 2008, ia merancang strategi awal sistem one way dengan berkoordinasi bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor.
Meski belum didukung Peraturan Daerah (Perda) saat itu, langkah ini cukup efektif mengurai masalah di jalur padat kendaraan tersebut.
“Pada 2008, sistem ini sudah dijalankan. Namun, waktu itu belum diperkuat Perda. Kami sempat menghitung dampaknya, termasuk potensi kerugian, karena kebijakan lalu lintas juga tidak boleh memperburuk kondisi usaha di wilayah tersebut,” kenangnya.
Kini, dengan pengalaman dan posisi strategisnya sebagai Wamenhub, Suntana optimistis solusi one way dapat terus disempurnakan, apalagi jelang lonjakan mobilitas masyarakat selama libur panjang.
Kawasan Puncak Bogor dikenal sebagai destinasi favorit wisatawan, terutama di musim liburan. Suntana memastikan, rekayasa lalu lintas yang diterapkan tidak akan mengurangi kenyamanan wisatawan ataupun pelaku usaha.
“Kuncinya adalah kolaborasi. Kami ingin memastikan setiap kebijakan yang diterapkan tidak hanya efektif, tetapi juga adil bagi semua pihak,” pungkas pensiunan polisi yang dikenal aktif berinovasi di bidang transportasi tersebut.
Dengan koordinasi intensif dan pembaruan kebijakan, harapan untuk mengatasi kemacetan di Puncak tetap terbuka, menjadikan kawasan ini ramah bagi wisatawan sekaligus kondusif bagi pelaku usaha.***
Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow













