Publikbicara.com – Setelah sempat tertunda, pelantikan kepengurusan baru Karang Taruna Kecamatan Jasinga akhirnya terlaksana.
Pelantikan yang seharusnya menjadi momen penting ini justru menyisakan cerita miris, mulai dari buruknya komunikasi hingga dinamika internal yang tak kunjung usai.
Proses pelantikan yang dilakukan oleh pemerintah setempat ini merupakan tindak lanjut dari Temu Karya Karang Taruna Luar Biasa (TKKT LB) yang digelar pada akhir Oktober 2024.
Namun, bagi sejumlah pihak, proses ini dinilai jauh dari ideal.
Penggiat sosial dan budaya yang akrab disapa Ra Dien turut angkat suara terkait situasi tersebut.
Menurutnya, perjalanan dari pemilihan ketua hingga pelantikan pengurus baru penuh dengan persoalan yang mencerminkan lemahnya koordinasi dan hubungan antarpihak.
“Ya prihatin. Di SK kepengurusan kemarin nama saya tercantum, dan saat pemilihan Oktober kemarin saya termasuk salah satu calon. Tapi, sampai tahap pelantikan, nuansa sentimentil itu masih terasa,” ujar Ra Dien, Sabtu (16/11/2024).
Ra Dien juga menyayangkan kurangnya keterlibatan berbagai pihak yang seharusnya dirangkul dalam proses ini.
“Jujur, gw mau ketawa tapi takut dosa. Dari pemilihan sampai pelantikan, nggak ada undangan apalagi upaya untuk merangkul. Padahal, kita semua sama-sama bicara soal kemajuan Jasinga,” tambahnya dengan nada getir.
Pernyataan Ra Dien ini mencerminkan keprihatinan banyak pihak terhadap bagaimana Karang Taruna, yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam pemberdayaan pemuda, justru tersandung oleh persoalan internal yang berlarut-larut.
Tantangan di Balik Kepengurusan Baru
Pelantikan pengurus baru Karang Taruna Kecamatan Jasinga sebenarnya diharapkan menjadi awal baru bagi organisasi ini untuk berkontribusi dalam pembangunan sosial di wilayah tersebut.
Namun, dinamika yang terjadi sejak pemilihan hingga pelantikan justru mencerminkan tantangan besar yang harus diatasi.
Buruknya komunikasi bukan hanya menjadi hambatan teknis, tetapi juga simbol lemahnya sinergi antaranggota.
Ke depan, publik berharap kepengurusan baru mampu mengedepankan semangat kolaborasi dan menjadikan Karang Taruna sebagai wadah yang benar-benar inklusif bagi seluruh pemuda Jasinga.
Kritik seperti yang disampaikan Ra Dien diharapkan menjadi refleksi penting bagi semua pihak, agar Karang Taruna dapat kembali ke jalur utamanya: menjadi motor penggerak perubahan bagi masyarakat.***
Ikuti saluran Publikbicara.com di WhatsApp Follow













