Beranda News Jarang Diketahui Orang: Kaitan Wilayah di Bogor Yakni Jasinga dan Kasepuhan Bayah...

Jarang Diketahui Orang: Kaitan Wilayah di Bogor Yakni Jasinga dan Kasepuhan Bayah Banten

Publikbicara.com – Pasca kemerdekaan Indonesia yang sudah menginjak ke-79 tahun.

Setiap tanggal 17 Agustus, segenap bangsa Indonesia merayakan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI).

Namun tahukan anda, jauh sebelum kisah kemerdekaan HUT RI banyak serangkaian sejarah yang jarah diketahui orang.

Seperti kaitan Kesepuhan Bayah di Provinsi Banten, yang memiliki sejarah panjang dengan salah satu wilayah di Kabupaten Bogor yakni Jasinga.

Baca Juga :  Program Makan Bergizi Gratis di Kota Tangerang: Digadang Jadi Percontohan

Ya, Jasinga merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Bogor yakni kecamatan yang memiliki 16 desa.

Posisi Kecamatan Jasinga sendiri terletak di perbatasan Kabupaten Bogor dan Provinsi Banten.

Tepatnya berada di perbatasan antara Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Lebak Provinsi Banten.

Adapun, keterkaitan yang erat antara Kesepuhan Bayah dan Jasinga tidak lain adalah ikatan kekerabatan.

Baca Juga :  Jusuf Hamka Siap Duet dengan Kaesang Pangarep di Pilgub Jakarta 2024

Dilansir dari sejumlah sumber, Kasepuhan Bayah berasal dari keturunan di sekitar wilayah Jasinga dan Gajrug.

Kalau itu, seperti pada umumnya masayarakat lampau, yang mana tatanan soial permukiman merka kerap tidak jauh dari aliran sungai.

Seperti Kasepuhan Bayah sendiri berasal dari wilayah Jasinga dan Gajrug yang tidak jauh dari sekitar sungai Cimadur.

Adapun, tugas dari Kasepuhan Bayah tidak lain sebagai Mandiri Mangku Makuta atau sebutan lainnya sebagai Pancer Mandiri.

Baca Juga :  Jusuf Hamka Siap Duet dengan Kaesang Pangarep di Pilgub Jakarta 2024

Sebagai informasi, tugas dari Pancer Mandiri adalah yang ditugaskan menjelaskan dalam perihal asal-usul sejarah turunan Jasinga yang menyebar ke arah selatan (Kokoncong Madur) termasuk sejarah Kasepuhan lain.

Adapun, menurut pitutur kokolot di Kasepuhan Bayah, tugas yang diemban sebagian Pancer Mandiri didasari dari sebuh filosofi “manggul piutus ratu ngemban piwarangan sultan.”

Selain itu ada pribahasa “dawuh ratu sabda raja (yang diamanatkan oleh leluhur untuk dilaksanakan).

Tugas itu ntuk mengisi dan mengelola wilayah selatan sekitar wilayah aliran dan muara Sungai Cimadur yang bermuara ke Pantai Bayah.

Baca Juga :  Kemendikbudristek Sambut 100 Peserta Didik Papua Penerima Beasiswa ADEM 2024 di Banten

Adapun, pitutur dari salah satu wilayah Jasinga yakni di Kampung Parungsapi Embah Muhyiddin ialah “indung mustika ratu, bapak mahkota raja, guru nu jadi penekan elmu.”

Lebih lanjut, jika dikaitkan dan diartikan, maka pitutur-pitutur tersebut memiliki arti yang dalam pada penempaan spiritualitas.

Demikian kisah singkat dari serpihan sejarah yang masih tersisa dari sisa peninggalan sejarah sebelum adanya HUT RI di negara tercinta ini.

Artikulli paraprakProgram Makan Bergizi Gratis di Kota Tangerang: Digadang Jadi Percontohan
Artikulli tjetërDua Pemain WNI di Serie A Italia? Kabar Mengejutkan dari Kiper Maarten Paes