Publikbicara.com – Samen di sekolah atau samenan adalah kegiatan di penghujung tahun ajaran sekolah.
Di mana, Samen di sekolah adalah momen kenaikan kelas dan perpisahan siswa menjadi tak terhindarkan di hampir setiap sekolah.
Ya, masyarakat Sunda memiliki sebuah istilah yang begitu khas dan istimewa, samen atau samenan.
Meski hanya sekadar formalitas, Samen di sekolah menjadi panggung bagi siswa untuk menunjukkan bakat mereka dalam berbagai bentuk seni.
Seperti dari tarian tradisional yang memikat, pertunjukan teater yang mengharukan, hingga atraksi panggung yang mempesona ditampilkan pada Samen di sekolah.
Bagi para siswa, Samen di sekolah bukan hanya sekadar acara akhir tahun.
Tetapi, Samen di sekolah Ini adalah kesempatan bagi mereka untuk bersinar, memamerkan segala bakat mereka dalam bernyanyi, menari, bahkan menghibur dengan kabaret atau membacakan puisi.
Tradisi Samen di sekolah ini juga sering kali diwarnai dengan hadiah uang saweran, yang seakan menambah kegembiraan dalam merayakan prestasi mereka.
Namun, Samen di sekolah bukan hanya tentang siswa semata. Ini juga menjadi momen istimewa menejemen sekolah dan yang terkait.
Orang tua dengan penuh dedikasi mempersiapkan segala keperluan, sekolah menyusun acara dengan teliti, dan pedagang serta komunitas lokal berdatangan untuk ikut serta memeriahkan suasana.
Sebagaimana diungkapkan oleh Nunu Nazarudin Azhar, seorang budayawan dari Tasikmalaya, istilah samen adalah adaptasi dari bahasa Belanda yang berarti ‘bersama-sama’.
Namun, di kalangan masyarakat Sunda, istilah ini telah mengalami transformasi menjadi simbol perayaan khusus untuk merayakan pencapaian pendidikan.
Tradisi Samen sekolah ini tidak hanya terbatas pada sekolah formal, tetapi juga berlangsung di sekolah agama.
Di mana bakat seni anak-anak diperlihatkan dengan bangga, dan orang tua menyediakan hidangan tradisional seperti tumpeng dan ayam panggang untuk merayakan keberhasilan anak-anak mereka.
Samen sekolah bukan sekadar sebuah perayaan akhir tahun, tetapi merupakan bagian yang telah jadri warisan Tradisi tentang pencapaian pendidikan yang sejatinya belum apa-apa.