Beranda Nasional Pena 98 Peringati 25 Tahun Reformasi, Gelar Diskusi Interaktif dan Pameran Foto

Pena 98 Peringati 25 Tahun Reformasi, Gelar Diskusi Interaktif dan Pameran Foto

Publikbicara.com – Peringatan 25 tahun reformasi, Pena 98 berkolaborasi dengan Fakultas Ilmu Politik dan Sosial Universitas Pasundan (Fisip Unpas) menggelar diskusi interaktif dan pameran foto.

Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Rafael Situmorang sekaligus aktivis mengatakan, acara dihelat untuk memelihara memori publik soal sejarah gerakan 98.

Rafael menuturkan, bahwa gerakan 98 memiliki nilai menolak kolonialisme dan berjuang atas dasar kesetaraan

“Secara konkritnya menolak politik identitas. Bisa jadi racun bagi kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujarnya.
Menurutnya, isu politik identitas harus dihindari, jangan sampai mengganggu persatuan bangsa Indonesia yang sudah
puluhan tahun diperjuangkan.

“Maka kita berjuang bareng-bareng, jangan sampai dirusak oleh itu,” tuturnya.

Sebagai pelaku sejarah, Rafael terus berkampanye kilas balik dari tragedi 98.

“Salah satunya di kampus Unpas, dilakukan untuk mengedukasi publik,” ucapnya.

Rafael mengatakan, demokrasi harus tetap berjalan seiring dengan supremasi hukum yang berimbang.
Menjelang tahun politik, kata dia, refleksi 98 dapat dijadikan sarana mahasiswa untuk referensi memperjuangkan nilai demokrasi.

Baca Juga :  DKM Masjid Al-Barkah Dapat Bantuan dari Pemda Kabupaten Bogor : Bantuan Diberikan Saat Tarling

“Mahasiswa punya peranan sebagai pelaku dalam menentukan sejarah bangsa. Menularkan nilai-nilai kesetaraan, demokrasi, menolak politik identitaa kepada masyarakat,” ucapnya.

Edukasi politik akan terus digaungkan olehnya di beberapa daerah di Indonesia.

“Insya allah kita juga melakukan acara tidak hanya di Bandung, Palembang dan di Jakarta mulai hari ini kita buat pameran foto sambil diskusi dengan kelompok buruh, kelompok petani dan mahasiswa,” paparnya.

Kegiatan tersebut, kata dia, merefleksikan bahwa perjuangan belum selesai.

Wakil Dekan I Fisip Unpas, Kunkunrat mengapresiasi diskusi interaktif sebagai kilas balik tragedi 98.

“Pertama saya apresiasi terhadap pena 98 dalam rangka memelihara spiritnya dengan melakukan sebuah diskusi khusus tentang isu demokrasi di kampus,”katanya, saat ditemui disela-sela acara, Kamis (11/5/2023).

Ia menuturkan, tidak hanya sekedar reuni namun semangat perjuangan akan sebuah peristiwa sejarah.

Baca Juga :  Warga Bogor Keluhkan Percikan Api di Kabel Listrik yang Bergesekan Dengan Daun Kelapa Sawit

“Publik atau generasi muda itu harus mengetahui iklim politiknya apa, serta isu dalam momentum politik saat ini,”katanya.

Ia menuturkan, Pena 98 dalam hal ini, menyoroti isu-isu politik agar tidak keluar dari rel demokrasi. Diantarannya, mengenai politik identitas yang harus dibedah.

“Politik identitas di dalam praktek politik, kemudian hanya diingatkan begitu saja tanpa diberikan pemahaman itu akan tersinggung,” ucapnya.

Kendati demikian, pemahaman harus diberikan secara objektif.

“Identitas itu kan sebuah keyakinan yang menyalahi the founding father pancasila, dimana Indonesia dibentuk justru kebalikan atau tidak membawa politik identitas,” katanya.

Negara ini bentuk oleh kesepakatan, persatuan dan pluralitas. “Dalam rangka mengingatkan memori melalui spirit 98 ini dijadikan sebagai momentum untuk pembelajaran politik education kepada masyarakat akademi,” ungkapnya.

Menurutnya, politik Indonesia masih perlu ditingkatkan. “Ini masih menjadi tugas bersama memberikan pemahaman kepada khalayak,” pungkasnya.

 

Editor : Camel

Artikulli paraprakPetugas Damkar Leuwiliang Bogor Evakuasi Monyet Liar di Pemukiman Warga
Artikulli tjetërGaruda Waterland Sajikan Wahana Air dan Bioskop Virtual di Bogor