Beranda Daerah Empat Jenis Kopi dan Keunikannya, Berikut Penjelasannya

Empat Jenis Kopi dan Keunikannya, Berikut Penjelasannya

Publikbicara.com,— Kopi masih menjadi salah satu komoditas pangan primadona di Indonesia. Umumnya, konsumen Indonesia menyukai jenis kopi Arabica dan Robusta. Namun, selain kedua jenis kopi tersebut masih terdapat dua jenis kopi lain yang belum terlalu populer di Indonesia. Yakni kopi Excelsa dan Liberica.

Dr Dian Herawati, Peneliti Southeast Asian Food and Agricultural Science and Technology (Seafast) Center Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB menjelaskan, asal-usul semua jenis kopi sebenarnya datang dari Ethiopia, Afrika kemudian disebarkan melalui jalur perdagangan. Hingga akhirnya dibudidayakan di Indonesia sejak jaman kolonial Belanda.

Keempat jenis kopi ini memiliki perbedaannya tersendiri. Kopi Arabica (coffea arabica) dan robusta (coffee canipora), merupakan spesies berbeda dan memiliki persyaratan tumbuh yang berbeda. Arabica tumbuh baik di dataran tinggi pegunungan dengan udara dingin, sedangkan robusta di dataran lebih rendah dan di udara lebih hangat.

Karena perbedaan lokasi tumbuh ini, menjadikan kopi robusta lebih mudah dibudidayakan di tempat yang ketinggiannya lebih rendah.

Robusta juga lebih tahan penyakit daripada Arabica sehingga pembudidayaannya lebih mudah. Hal ini menyebabkan petani Indonesia lebih menggemari budidaya Robusta. Sekitar 90 persen budidaya kopi Indonesia didominasi oleh jenis Robusta daripada jenis kopi lainnya, sisanya adalah Arabica.

Baca Juga :  Warga Bogor Keluhkan Percikan Api di Kabel Listrik yang Bergesekan Dengan Daun Kelapa Sawit

“Namun belakangan ini Arabica mulai digemari karena masyarakat mulai tahu bahwa kopi ini memiliki cita rasa lebih superior atau enak dibandingkan Robusta,” terang Dian Herawati seperti dikutip dari laman ipb.ac.id.

Menurutnya, kopi Robusta cenderung bernilai ekonomi lebih rendah karena harganya murah dan sudah dikomersialkan dalam skala besar. Sedangkan Arabika lebih sulit dibudidayakan sehingga nilai ekonominya lebih tinggi.

“Arabika secara sensori lebih unggul, cita rasanya seimbang dan aromanya lebih kaya dan unik. Aromanya bisa seperti buah, rempah, coklat atau karamel. Rasanya juga kaya, seperti pahit, asam, dan manis,” ujar dosen IPB University di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan ini.

Dibandingkan dua jenis kopi tersebut, lanjutnya, kopi Excelsa (Coffea liberica var. dewevrei) dan Liberica (Coffea liberica var. liberica) tidak terlalu popular karena permintaan pasarnya memang rendah. Kontribusi kedua jenis kopi ini tidak lebih dari dua persen karena ditanam dalam jumlah terbatas.

Baca Juga :  Diisukan Akan Berpasangan Dengan Elly Rahmat Yasin : Jaro Ade Beri Pesan Menohok

Menurutnya, dari segi kemudahan budidaya juga tidak semudah kopi Arabica sehingga posisinya di Indonesia terseleksi secara alami. Padahal sebenarnya kedua kopi ini secara karakteristik masih memiliki keunikan tersendiri.

“Kedua kopi ini beraroma seperti buah-buahan, kopi Liberica dan Excelsa juga sering disebut dengan kopi nangka karena aromanya mirip buah nangka,” tambahnya.

Karakter unik ini sudah diteliti oleh SEAFAST Center IPB University. Beberapa komponen yang terkandung di dalam kedua jenis kopi ini sama seperti kopi Robusta dan Arabika, namun dengan konsentrasi berbeda. Kedua kopi ini juga memiliki komponen yang bermanfaat bagi kesehatan yakni komponen fenolik dari jenis asam fenolik dan klorogenat yang tinggi. Komponen ini bermanfaat untuk kesehatan sebagai antioksidan, khasiatnya tidak kalah dengan Robusta dan Arabica.

“Bila ada penggemar khusus dan mutu kedua kopi ini dapat ditingkatkan, bukan tidak mungkin suatu saat nilai ekonominya dapat meningkat. Hanya saja preferensi konsumen Indonesia tidak setinggi Arabica dan Robusta. Selain itu kopi ini belum diproduksi secara massal sehingga disebut produk eksotis,” tambahnya.

Editor : Cep Rendra
Sumber. Republika.co.id

Artikulli paraprakMahfud MD : Vonis Hukuman Mati Ferdy Sambo, Sudah Penuhi Rasa Keadilan
Artikulli tjetërSatu Tahun Jelang Pemilu Bawaslu Kota Bandung Lakukan Pengawasan Bareng Stakeholder