Beranda Opini Ruang Pengabdian Asep Wahyuwijaya

Ruang Pengabdian Asep Wahyuwijaya

Oleh : Djasepudin
Koordinator Jaringan Sahabat Publik (JSP) Bogor

Politik sejatinya gerakan kebaikan untuk memuliakan manusia dalam bingkai kebangsaan dan kenegaraan. Adapun partai politik merupakan sarana atau kendaraan para praktisi politik dalam menerjemahkan visi, misi, aksi, dan strategi sebagai ruang pembelajaran, ruang pengabdian, serta ruang ekspresi untuk kebaikan pada saat ini dan masa depan.

Masa depan bangsa dan negara ini, diakui atau tidak, disadari atau tidak, sungguh bergantung kepada eksistensi partai politik sebagai lembaga resmi yang merekrut dan mengembangkan kader-kadernya untuk ditempatkan di berbagai lini kenegaraan. Semua denyut-nadi kenegaraan tak akan lepas dari peran serta partai politik baik sebagai perencana pembangunan, pelaksana pembangunan, maupun pengawas pembangunan manusia di semua sektor kehidupan.

Kehidupan partai politik dari baheula hingga ayeuna selalu mengalami dinamika. Baik sebagai individu maupun secara kelembagaan. Hal itu wajar terjadi karena sifat dasar manusia atau lembaga selalu ingin mengalami perubahan ke arah kebaikan. Mesti diingat, memang perubahan itu tidak selamanya baik, tetapi, yakinlah, tiada perbaikan tanpa perubahan.

Dari sejumlah insan politik di Jawa Barat yang kerap melakukan kerja-kerja politik yang riil, dirasakan dampaknya oleh para insan pendidikan dan lingkungan, serta getol menemui konstituen dan masyarakat umum lainnya adalah H. Asep Wahyuwijaya S.H.,M.IPol atau lebih dikenal Kang AW.

Kang AW saat ini menjadi perbincangan hangat banyak pihak di Jawa Barat, terutama di Kabupaten Bogor terkait isu kepindahan dirinya dari Partai Demokrat (PD) ke Partai Nasional Demokrat (NasDem).

Dalam ruang ini saya tidak hendak mencari tahu kenapa seperti itu? Tidak pula mencari tahu mengapa dari biru tetap ke biru? Tidak. Hal itu saya pikir bukan hal produktif untuk dibincangkan.

Dalam catatan yang pendek ini saya sekadar mengingatkan kita bersama bahwa, perpindahan kader partai politik ke partai politik lain itu merupakan hal yang lazim dilakukan. Terlebih menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) baik di pusat, provinsi, atau kabupaten/kota hal tersebut lumrah berlangsung dari tahun ke tahun.

Baca Juga :  Mengarungi Gelombang Ampunan: Sholat Taubat sebagai Jalan Kembali kepada Allah

Patut diingat pula, sebagai kendaraan atau sarana partai politik di Indonesia itu pada dasarnya tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Semuanya baik dan memiliki tujuan mulia. Lihatlah dengan cermat visi-misi dan AD/ART partai politik itu memiliki banyak kesamaan. Partai politik yang bercorak nasionalis tetap mengedepankan religius, partai politik yang bercorak religius tetap mementingkan nasionalis.

Terlebih untuk seorang Kang AW, dari gerakan politik yang selama ini dia dawamkan, sejatinya Kang AW bukan tipe politikus yang hanya “doyan” mengurus formalitas kepartaian yang cenderung kaku dan menjemukan. Gaya dan cara Kang AW dalam mengekspresikan naluri politiknya lebih menghadirkan dirinya di tengah-tengah denyut nadi masyarakat. Maka, di Kabupaten Bogor, terutama di Bogor bagian Barat eksistensi Kang AW bukan sekadar dirasakan konstituennya. Warga atau masyarakat yang tidak memilihnya pun jika menyampaikan aspirasi sebisa dapat diusahakan oleh Kang AW sebagai pribadi atau anggota DPRD Jawa Barat. Maka ratusan ruang kelas baru didirikan, puluhan jembatan dibangun, ratusan kilo jalan dibuka dan diperbaiki, puluhan pesantren direhabilitasi, saban momen kenegaraan atau keagamaan diminta atau tidak kehadiran Kang AW benar-benar dirasakan masyarakat Kabupaten Bogor.

Begitu mengakar dan menyebarnya nama Kang AW di benak masyarakat Kabupaten Bogor, maka sungguh tak aneh saban tahun Kang AW diminta dan didorong agar ikut perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Bogor. Namun, sejauh yang saya tahu, Kang AW lebih tertarik mengabdikan dirinya di lembaga legislatif, terutama menjadi anggota DPR RI yang memiliki jangkauan dan ruang yang lebih besar dalam memajukan Kabupaten Bogor dari ranah kedewanan.

Dari sejumlah informasi yang saya dapatkan, masyarakat pemilih Kang AW secara garis besar tidak mempermasalahkan partai politik apa yang hendak dimasuki Kang AW. Pemilih Kang AW, terutama dalam Barisan Relawan Asep Wahyuwijaya (Balawa) tunduk dah patuh ke mana Kang AW pergi ke situ pula Balawa menguatkan barisan dan bergerak sekuat tenaga berikhtiar mewujudkan cita-cita mulia bersama.

Baca Juga :  Penomena Langka: Ramdhan Akan Diulang Dua Kali dalam Setahun. Berikut Ulasannya!

Pendek kata, menurut salah satu warga Desa Benteng, Kecamatan Ciampea, Dayat, berujar, “rék partai mana baé ogé teu paduli, urang mah nu penting milih ngaran Kang AW.” Kata Dayat saat saya jumpai di depan klenteng Pasar Ciampea.

Hal yang diucapkan Dayat itu merupakan gambaran umum masyarakat Indonesia. Masyarakat makin cerdas bahwa, Pemilu, terutama pemilihan legislatif (pileg) lebih memerhatikan sosok atau figur ketimbang partai politik. Sebagus apapun partai politik, tetap saja masyarakat lebih merasa dekat dengan sosok yang bersentuhan dengan dirinya.

Dengan demikian, isu kepindahan Kang AW dari PD ke NasDem tidak mesti ditanggapi dengan hal-hal yang tidak tepat. Saya yakin, seandainya ada perubahan haluan, tentu Kang AW sudah lalui dengan perhitungan dan pertimbangan matang.

Kang AW bukan politikus kemarin sore, Kang AW sejak masa mahasiswa sudah menjadi agen perubahan baik dalam dunia literasi maupun dunia aktivis “jalanan” yang membutuhkan banyak energi dan strategi.

Sekali lagi, yuk, kita hormati apapun pilihan yang dilakukan seseorang. Itu menjadi salah satu hak warga negara dalam berserikat dan berkumpul, hak warga negara dalam memilih dan dipilih, juga hak warga negara yang bernama H. Asep Wahyuwijaya, S.H., M.IPol. sarana atau kendaraan apa yang dijadikan pilihan dalam menentukan gerakan perubahan sebagai ruang ekspresi, ruang belajar, dan ruang pengabdian.**

Narasi ini dibuat oleh penulis. Jika ada kekeliruan Redaksi tidak bertanggung jawab, Isi artikel ini tanggung jawab penulis.

Artikulli paraprakAksi Heroik, Anggota Polisi dan Dishub Bantu Warga Hendak Melahirkan saat Terjebak Macet di Leuwisadeng Bogor
Artikulli tjetërGempa Sukabumi Terjadi di Zona Benioff, Berikut Penjelasannya