Beranda News Selepas Diakuisisi Elon Musk, Pakar Komunikasi UNAIR Ungkap Masa Depan Twitter

Selepas Diakuisisi Elon Musk, Pakar Komunikasi UNAIR Ungkap Masa Depan Twitter

JAKARTA,PUBLIKBICARA.COM – Baru-baru ini, media sosial burung biru menjadi sorotan publik. Selepas diakuisisi oleh Elon Musk, banyaknya karyawan Twitter mengundurkan diri.

Tak hanya itu, kantor Twitter juga ditutup. Membuat masyarakat bertanya-tanya tentang masa depan Twitter. Bahkan tagar #RIPTwitter sampai muncul ke permukaan.

Kabar ini turut menuai tanggapan berbagai pakar, termasuk Dosen FISIP Universitas Airlangga (Unair) Febby Risti Widjayanto SIP MSc.

Dia melihat bahwa dinamika persoalan tersebut akan berpengaruh terhadap kinerja Twitter ke depan.

Pergantian Karyawan akan Mempengaruhi Operasional
Menurut Febby, efek dari banyaknya karyawan yang resign akan membuat bisnis teknologi tersebut terpengaruh operasional sehari-harinya.

Sebab, performa dari sebuah mesin yang menggerakkan Twitter, sangat dipengaruhi oleh proses operasional.

Baca Juga :  Warga Bergotong-royong Hadapi Amblasnya Jalan di Curug Bitung: Harapan Untuk Respons Pemerintah yang Terkesan Tutup Mata

Dalam hal ini, operasi dari manajemen yang menjalankan bisnis teknologi tentu dibangun oleh relasi, kesamaan tujuan, dan kedekatan emosi antar karyawan.

“Sehingga, ketika terdapat pergantian personel dan atasan maka menjadi tidak pasti pula seperti apa nanti masa depan Twitter,” jelasnya dalam laman Unair, Senin (21/11/2022).

Apa yang Akan Elon Musk Lakukan dengan Twitter?
Persoalan transisi pegawai baru akan memunculkan isu baru. Twitter akan memiliki tantangan tersendiri dalam isu manajemen talenta perusahaan.

Tak hanya itu, relasi antar pegawai atau dengan atasan juga akan berubah dan memerlukan penyesuaian baru. Khususnya sentimen karyawan terhadap petinggi Twitter. Mengingat, Elon Musk telah memecat banyak sekali karyawan dengan mengirimkan surel pemberitahuan dalam waktu 24 jam.

Baca Juga :  Arus Balik: Perjalanan Emosional dalam Karya Pramoedya Ananta Toer

“Pemberitahuan yang diedarkan di hari libur tersebut juga membuat para pegawai merasa frustasi dan putus asa, meskipun sebagian kecil dari mereka pada keesokan harinya dipanggil kembali untuk bergabung,” ujar Febby.

Dari situasi ini, menurut Febby, dapat dilihat gaya pengelolaan perusahaan dari Elon Musk. Febby meyakini gaya pengelolaan Elon sangat dominan dan berorientasi pada efisiensi.

“Sehingga tampak kurang humanis sekaligus mengindikasikan bagaimana lemahnya posisi karyawan Twitter sebagai buruh digital,” tutupnya.

Sumber :Detik

Artikulli paraprakPM Malaysia Anwar Ibrahim Tolak Gunakan Mobil Dinas Mewah
Artikulli tjetërViral Ormas Cabut Label Gereja Di Tenda Bantuan Gempa Cianjur, Ridwan Kamil Ambil sikap Tegas