Beranda Daerah Ini Cerita Korban Terdampak Bencana Cianjur Menyelamatkan Diri Hingga Ngungsi ke Leuwisadeng...

Ini Cerita Korban Terdampak Bencana Cianjur Menyelamatkan Diri Hingga Ngungsi ke Leuwisadeng Bogor

BOGOR, PUBLIKBICARA.COM – Cerita beberapa orang korban bencana alam gempa bumi yang menerjang wilayah Cianjur, Jawa Barat menyelamatkan diri hingga mengungsi ke rumah saudaranya di Kampung Jambu RT 02 RW 02, Desa Sibanteng, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor.

Korban Gempa, Dikdik Sugilar (55) mengatakan, dari 19 orang pengungsi saat ini yang masih berada di wilayah Desa Sibanteng, Kecamatan Leuwisadeng masih ada sekitar 16 orang yang bertahan. Sementara, 3 orang lainnya sudah kembali ke rumanya di cianjur.

“Kebetulan ini kita dirumah menantu saya yang perempuan dari Cianjur menikah dengan orang Bogor ini,” ungkap Dikdik Sugilar kepada wartawan pada, Kamis 24 November 2022.

Dikdik Sugilar menyampaikan, bahwa dia bersama keluarganya tinggal di Kampung Mangun, Kecamatan Cigenang, Kabupaten Cianjur. Pasca diterjang bencana gempa dia bersama keluarganya mengungsi ke tempat yang lebih aman.

“Kira-kira jam 11 malamnya saya dievakuasi oleh menantu saya dan sampai sini (Bogor) jam 2 malam,” katanya.

Dikdik Sugilar mengatakan, bahwa dari 16 orang anggota keluarganya satu diantaranya ibu hamil dengan usia kandungan 9 bulan dan satu orang lansia dan anak-anak.

“Anak saya ada yang mau melahirkan bulan-bulan ini dan satu orang tua saya yang laki-laki tadinya disini tapi sekarang sudah dievakuasi ke RSUD Leuwiliang karena kondisinya patah tulang belakang dan sekarang di rawat, mungkin sehari dua hari kedepan mau dioperasi,” katanya.

Baca Juga :  Penanganan Ketahanan Pangan: Sinergi TNI dan Kementerian Pertanian di Desa Pamagersari

Dikdik Sugilar menyampaikan, bahwa rumah ke 5 Kepala Keluarga (KK) yang mereka tempati itu hancur bahkan nyaris rata dengan tanah akibat diterjang dahsyatnya guncangan gempa yang terjadi pada, Senin 22 November 2022 lalu.

“Posisi saat itu saya ada diluar karena saya diluar itu kebetulan anak saya lagi berobat ke klinik yang ada Cigombong, Ciherang itu, getaran kronologi nya awalnya jam 1 siang menunggu anak dan cucu saya yang dua itu kebetulan ada diluar, pas jam 2 kurang tiba-tiba guncangan sangat kencang sampai mungkin hitungan bukan menit, kirakira detiklah 10 sampai 15 detik kejadian total drastis,” katanya.

Lebih lanjut, Dikdik Sugilar menceritakan, bahwa guncangan gempa yang terjadi mengakibatkan beberapa bangunan yang tak jauh dari rumahnya itu hancur.

“Kebetulan saya punya lembaga di bidang tata busana menjahit hancur total semua, alhamdulillah waktu itu saya mengevakuasi keluarga dulu, cucu saya dievakuasi terus saya kebetulan rumah dengan lembaga itu saling berhadapan lalu langsung saya mengevakuasi istri saya yang berada di puing-puing rumah yang runtuh itu, istri saya lagi mengajar di bidang tata busana dan kebetulan muridnya tidak masuk semua ada yang sakit hanya dua orang yang masuk,” katanya.

Baca Juga :  Bro Ron Digadang PSI jadi Cawabup Jaro Ade di Pilkada 2024 Kabupaten Bogor

Waktu kejadian itu, Dikdik Sugilar mengaku, belum sempat melihat kondisi rumahnya lantaran dia harus bergegas menolong istrinya yang berada di bangunan yang berada percis didepan rumahnya.

“Istri saya ada didalam lembaga itu udah runtuh, istri saya luka memar di kepala dan kaki pun sakit juga,” katanya.

Saat ini, Dikdik Sugilar mengatakan, dirinya masih melakukan komunikasi dengan saudaranya yang berada di wilayah cianjur untuk mengetahui kondisi.

“Untuk ke bogor ini saya mencari aman dan mungkin untuk kembali ke Cianjur nya tidak bisa diprediksi kapan kapannya, ada rasa kecemesan tersendiri,” kataya.

Korban Gempa Cianjur lainnya, Winda Puspita Rahayu (27) mengatakan, di usia kehamilannya uang memasuki usia 9 bulan dirinya bersusah payah untuk menyelamatkan diri saat gempa mengguncang wilayah cianjur tersebut.

“Waktu menyelamatkan dirinya saya berdiri jatuh lagi, saya merangkak aja keluar, karena kan guncangan nya juga cukup besar jadi gak bisa berdiri jalan atau berlari, mengalamatkan dirinya merangkak saja, keadaan waktu itu terasa memar-memar,” katanya.

Dirinya menyampaikan, saat kejadian itu terjadi warga berhambur keluar rumah untuk menyelamatkan diri.

“Keluar rumah pada teriak histeris dan rumah juga hancur, kondisi kehamilan alhamdulillah sudah diperiksa baik-baik saja,” katanya (Fex)

Artikulli paraprakSejak 2008 BMKG Tak Pakai Skala Richter Lagi Ukur Kekuatan Gempa, Apa Bedanya Dengan Magnitudo?
Artikulli tjetërPeduli Gempa Cianjur, Musisi Bogor Barat Galang Donasi