Beranda Kesehatan Ginjal Babi Bisa di Cangkok Ke Manusia? Ini Alasannya

Ginjal Babi Bisa di Cangkok Ke Manusia? Ini Alasannya

JAKARTA‐‐ Ginjal babi disebut bisa ditransplantasi ke manusia dan memberikan hasil yang lebih cocok ketimbang transplantasi organ primata seperti kera dan monyet.

Sebelumnya peneliti kerap menggunakan primata sebagai bahan percobaan alternatif transplantasi organ ke manusia karena jurang perbedaan gen yang tidak terlalu jauh.

Namun dengan sejumlah rekayasa genetika, peneliti bisa menjembatani jurang perbedaan gen yang ada pada babi dan manusia.

Percobaan transplantasi ginjal babi ini dilakukan oleh tim bedah di NYU Langone Health dan dipimpin oleh Dr. Robert Montgomery. Montgomery bersama tim melakukan pencangkokan sementara selama 54 jam untuk mengamati organ dan mengambil sampel jaringan.

“Ini sama sekali berfungsi normal,” ucap Montgomery

“Ini tidak menghasilkan penolakan seketika seperti yang kita khawatirkan,” tambahnya.

Pencangkokan tersebut dilakukan pada pasien yang mengalami kondisi otak mati dan telah mendaftar sebagai donor organ. Kemudian percobaan ini juga telah mendapat persetujuan dari pihak keluarga.

Namun transplantasi ginjal babi memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus diatasi para peneliti.

Meski memberi hasil yang memuaskan, profesor bedah transplantasi organ dari Sekolah Medis John Hopkins, Dr. Dorry Segev yang tidak terlibat pada percobaan tersebut mengatakan perlunya pengamatan lebih lanjut tentang umur organ tersebut.

Baca Juga :  Kamu Bertanya-tanya Bolehkah Wanita Mencukur Rambut Kemaluan? Temukan Jawabannya di Sini

“Kita perlu mengetahui lebih lanjut soal umur dari organ tersebut,” ucap Segev.

Kelebihan transplantasi ginjal babi
Dilansir dari AP, babi juga memiliki sejumlah kelebihan dibanding dengan primata seperti monyet dan kera. Babi diternakkan sebagai sumber makanan, sehingga menggunakan mereka sebagai sumber transplantasi organ tidak akan terlalu menimbulkan masalah tentang etika seperti kesejahteraan hewan.

Kemudian babi bisa melahirkan dalam jumlah banyak dan memiliki masa kehamilan pendek. Dan juga sejumlah organ yang dimiliki babi berukuran tidak jauh dengan manusia, sehingga menjadi nilai tambah dalam penggunaan organnya pada manusia.

Kekurangan transplantasi ginjal babi
Meski begitu organ babi disebut kekurangan gen yang menghasilkan alpha gal, gula yang dapat memicu serangan langsung dari sistem kekebalan tubuh manusia.

Namun pada penelitian yang dilakukan saat ini, peneliti menggunakan ginjal yang telah mengalami rekayasa genetika untuk mengeliminasi gula dan menghindari serangan pada sistem kekebalan tubuh.

Baca Juga :  Open House Idulfitri di Istana Kepresidenan: Antusiasme dan Kisah Unik dari Warga

Kemudian babi dijadikan pilihan setelah primata karena terdapat sejarah penggunaan berbagai bagian babi sebagai pengganti organ manusia, salah satunya katup jantung babi yang telah sukses digunakan pada manusia selama beberapa dekade ke belakang.

Selain itu heparin pengencer darah pun berasal dari usus babi. Kulit babi juga kerap digunakan pada luka bakar dan dokter bedah di China telah berhasil menggunakan kornea babi untuk memulihkan penglihatan manusia.

Sejumlah keberhasilan tersebut membuat para peneliti optimis menggunakan ginjal babi untuk ditransplantasikan kepada manusia.

Percobaan transplantasi ginjal yang membuat peneliti optimistis tersebut dilakukan bulan lalu oleh tim bedah di NYU Langone Health dan dipimpin oleh Dr. Robert Montgomery, seperti dikutip Live Science.

Revivicor, sebuah lembaga di bawah United Therapeutics mengembangkan babi yang sudah mengalami rekayasa genetika untuk digunakan dalam percobaan tersebut.

Badan Administrasi Obat dan Makanan Amerika (FDA) menyebut babi rekayasa genetik bernama GalSafe ini aman untuk digunakan dalam kebutuhan medis dan konsumsi pangan.

Sumber : Cnn Indonesia

Artikulli paraprakPada 2024, Jokowi Targetkan Indonesia Jadi Pusat Industri Halal
Artikulli tjetërHiburan Malam di Kemang di Obrak Abrik Pol PP