Beranda Daerah Telur Tak Layak Konsumsi Diduga Beredar di Pasar Leuwiliang

Telur Tak Layak Konsumsi Diduga Beredar di Pasar Leuwiliang

LEUWILIANG – Diduga adanya penjualan telur matang tak layak konsumsi yang diperjual belikan di Pasar Leuwiliang kian mengkhawatirkan.

Menurut keterangan salah seorang warga Leuwiliang Septian mengaku kaget, pasalnya telur yang ia beli di Pasar Leuwiliang tersebut dengan harga murah namun, kondisi tidak layak bahkan tercium bau tak sedap.

“Saya coba beli 10 ribu dapat 15 butir telur kondisinya kurang baik dan sedikit bau,” katanya, Rabu (20/10/2021).

Untuk diketahui larangan menjual telur HE (hatched egg) diatur dalam Permentan Nomor 32/Permentan/PK.230/2017 diatur tentang Penyediaan, Peredaran dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi.

Sementara menurut keterangan salah satu pedagang telur di Pasar Leuwiliang berinisial S mengatakan, katagori harga telur tergantung ukuran, jika yang berukuran kecil di hargai 700 rupiah per butir, jika yang berukuran besar kisaran 900 rupiah.

Baca Juga :  Melintasi Air Mata Kepala Desa: Kisah Emosional di Balik Penetapan UU Desa Baru

“Kalau untuk yang kecil 700 rupiah, kalau yang besar 900 rupiah per butir,” ujarnya kapada pakar. Rabu (20/10/2021).

Ia pun mengatakan, telur tersebut ia dapatkan dari distributor yang masih berada di wilayah Kecamatan Cibungbulang.

“Iya dapetnya dari wilayah Kecamatan Cibungbulang, soalnya kita langsung dikirim ke sini,” bebernya.

Sementara itu, mantan pekerja pabrik telur matang Asep nama samarannya mengatakan, mereka mendistribusikan telur tersebut jam 2 malam kepada para pedang menggunakan mobil bak terbuka.

“Jam 2 malam turun barangnya, pengolahan telur tersebut juga berada di perkampungan,” ungkapnya.

Ia pun mengetahui bahwa telur tersebut tidak layak dikonsumsi oleh manusia, sehingga ia pun enggan mengonsumsi telur.

Baca Juga :  Zodiak yang Sensitif Terhadap Hal yang Horor : Berikut Ulasannya

“Iya warga sekitar juga tau itu tempat pusat telur, seluruh warga juga tau itu telur calang (telur busuk). Jadi sebelum di rebus di sortir terlebih dahulu menggunakan lampu agar telur terlihat dalamnya sudah menjadi benih ayam atau belum,” jelasnya.

Menurutnya, pihak pengusaha telur mendapatkan telur tersebut ada di beberapa lokasi seperti di Serang Banten, Kecamatan Ciawi dan juga Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor.

“Iya dapatkan telur tersebut dari serang banten dan beberapa lokasi di Bogor seperti Ciawi Gadog dan Ciomas namun yang berada di lokasi Bogor sudah tidak produksi dikarnakan bangkrut, sekarang ngambilnya di Banten.”pungkasnya. (Kamel/Fhr)

Artikulli paraprakHari Jadi Golkar Ke 57 Wanhai Berambisi Bisa Menangkan Pemilu 2024
Artikulli tjetërPada 2024, Jokowi Targetkan Indonesia Jadi Pusat Industri Halal