Beranda Kesehatan Modifikasi Singkong Mirip Citarasa Beras Dengan Tepung Mocaf

Modifikasi Singkong Mirip Citarasa Beras Dengan Tepung Mocaf

JAKARTA – Banyak yang bilang orang Indonesia baru merasa kenyang kalau sudah makan nasi. Padahal sumber karbohidrat di bumi pertiwi begitu beragam.
Tak ada nasi, singkong pun sebenarnya jadi. Jika singkong diolah jadi tepung mocaf, hasilnya tidak akan kalah dari nasi yang Anda konsumsi sehari-hari.

Apa itu tepung mocaf?

Mocaf merupakan singkatan dari modified cassava flour atau tepung singkong modifikasi. Modifikasi ini memungkinkan tepung singkong memiliki citarasa mirip beras.

Guru besar Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember Achmad Subagio merupakan orang pertama yang memiliki inisiatif untuk mengembangkan mocaf.

Sebagaimana dilansir dari laman Yayasan Pengembangan SDM IPTEK, doktor lulusan Osaka Prefecture University ini mulanya meneliti tepung gaplek pada 2004. Setahun meneliti, ia melakukan modifikasi sehingga muncul produk baru berupa tepung mocaf.

Meski sama-sama dari singkong, mocaf dan gaplek melewati proses pembuatan berbeda. Tepung gaplek dibuat dari singkong yang dikeringkan di bawah sinar matahari, lalu digiling halus.

Sedangkan, tepung mocaf difermentasikan dulu baru dikeringkan. Proses ini membuat tepung mocaf tidak berbau. Berbeda dengan tepung gaplek yang bau singkongnya masih kuat dan kadang apek.

Baca Juga :  Wajah Baru di Panggung Politik : Berikut Daftar Nama Anggota DPR RI Provinsi Jawa Barat Periode 2024-2029

Di samping itu, tepung mocaf bisa menggantikan tepung terigu untuk olahan makanan berbasis tepung. Dilansir dari laman Litbang Kementerian Pertanian, tepung mocaf tidak mengandung gluten, rendah protein dan manfaatnya nyaris seperti tepung terigu.

Terbukti baik untuk otot
Pengajar di Program Studi Gizi, Fakultas Kesehatan, Universitas Ngudi Waluyo Semarang, Galeh S. Pontang, melihat potensi produksi singkong dan kacang merah di kawasan Jawa Tengah dan Jawa Barat. Potensi ini pun ia coba kembangkan jadi pendukung pemenuhan gizi atlet.

Ia bersama tim peneliti pun melakukan riset konsumsi snack bar dari tepung mocaf dan tepung kacang merah pada tim futsal PCGK Kota Semarang. Futsal merupakan olahraga sepak bola mini dengan intensitas permainan cenderung tinggi.

“Pada atlet futsal, memang dominasi sistem energi ke arah aerobik sehingga kebutuhan makanan perlu dipenuhi supaya performa terjaga,” ujar Galeh dalam webinar bersama Indonesia Sport Nutritionist Association (ISNA) beberapa waktu lalu.

Tim peneliti menggunakan metode quasi-experiment dengan membagi partisipan menjadi dua kelompok yakni, kelompok kontrol (10 orang) dan kelompok perlakuan (10 orang).

Baca Juga :  Begini Penampakan RESES Anggota DPRD Daerah Wilayah V Masa Sidang II Tahun 2023-2024 di Kecamatan Cigudeg

Kelompok perlakuan akan diberikan snack bar (60 gram) dengan kandungan energi 239,6 kkal, karbohidrat 40,6 gram, protein 5,2 gram, lemak 6,2 gram dan serat 3,9 gram.

Kedua kelompok kemudian diminta melakukan sit up dan push up. Tes push up digunakan untuk mengukur ketahanan dan kekuatan otot tubuh bagian atas. Sedangkan tes sit up untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot abdominal atau daya tahan otot abdominal dan hip flexor.

Hasilnya, ada pengaruh pemberian makanan selingan snack bar terhadap daya tahan otot dilihat dari tes sit up.

“Futsal merupakan olahraga yang banyak mengeksploitasi tubuh area abdominal dan hip flexor. Pemberian karbohidrat melalui snack bar dapat mengoptimalkan simpanan glikogen otot pada area tubuh tersebut sehingga dapat menunda kelelahan atau fatigue akibat penurunan simpanan glikogen dari pertandingan,” jelasnya.

Menurut Galeh, olahan tepung mocaf ini diambil komponen karbohidratnya. Tekstur dan daya ikatnya lebih baik dari tepung terigu juga relatif rendah gluten.

Sumber: CNN Indonesia.com

Artikulli paraprakPengertian Serta Perbedaan Nabi dan Rosul
Artikulli tjetërMenkes Ungkap 2 Skenario Kasus Corona di 2022