Beranda Kesehatan Peringati Nuzulul Quran, Tiap Daerah Punya Tradisi Berbeda

Peringati Nuzulul Quran, Tiap Daerah Punya Tradisi Berbeda

JAKARTA — Malam nuzulul quran menjadi momentum berharga bagi umat Islam yang terjadi di bulan Ramadan. Di banyak daerah di Indonesia, nuzulul quran diperingati dengan berbagai cara. Terdapat sejumlah tradisi memperingati nuzulul quran.

Nuzulul quran adalah malam diturunkannya Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril. Peristiwa nuzulul quran diperingati setiap tanggal 17 Ramadan. Tahun ini, jatuh pada Kamis, 29 April 2021 / 1442 Hijriah.

Selain beribadah, umat Islam memperingati nuzulul quran dengan sejumlah perayaan atau pun kegiatan. Setiap daerah memiliki tradisi yang berbeda dalam memperingati malam nuzulul quran.

Berikut 4 tradisi memperingati nuzulul quran.

1.Tradisi kuwah beulangong
Warga memasak dan membagikan masakan kuah Beulangong (kari daging sapi) saat memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW (Maulid) di Desa Ilie, Ulee Kareng, Banda Aceh, Aceh, Minggu (14/2). Masakan kari sapi atau kambing tersebut merupakan menu utama sajian pada tradisi kenduri Maulid Nabi di Aceh. Makanan tersebut kemudian dibagikan kepada warga terutama untuk fakir miskin dan anak yatim.

Tradisi kuwah beulangong diperingati di Aceh. Tradisi kuwah belangong merupakan kenduri yang juga dikenal dengan nama Tammat Daruh atau khatam Al-Qur’an untuk memperingati nuzulul quran.

Baca Juga :  Semarak Ramadhan Kwatir Ranting Pramuka Cigudeg dengan Kegiatan "Rantang Ramadan Pramuka"

Pada kenduri ini disajikan aneka masakan dan berbagai jenis kue. Salah satu menu utama kenduri nuzulul quran di Aceh ini adalah kuwah beulangong.

Kuwah beulangong adalah makanan yang terdiri dari daging sapi atau kambing yang dicampur dengan nangka muda serta bumbu yang khas. Menu ini dimasak di masjid dalam kuali besar atau belanga secara bergotong-royong dan di makan bersama-sama.

Menu ini juga dilengkapi dengan sayuran pelengkap seperti batang pisang, pisang kepok muda, dan labu.

2.Tradisi seribu tumpeng
Tradisi memperingati nuzulul quran di Surakata adalah mengarak seribu tumpeng pada malam 21 Ramadan. (Foto: Istockphoto/Hanafichi)

Tradisi seribu tumpeng adalah tradisi nuzulul quran yang digelar Keraton Kasunan Surakarta. Tumpeng diarak dari keraton menuju Joglo Sriwedari Solo saat peringatan nuzulul quran yang digelar pada malam 21 Ramadan. Tradisi ini juga disebut dengan tradisi Maleman Sriwedari.

Arak-arakan ini menyimbolkan para sahabat Nabi Muhammad SAW saat menyambut kedatangan Nabi usai menerima wahyu atau Al-Qur’an dari Allah SWT.

Baca Juga :  Ridwan Kamil Belum Putuskan Akan Maju di Pilgub DKI Jakarta atau Jawa Barat

Setelah mengarak tumpeng, warga boleh memakan nasi tumpeng tersebut.

3.Tradisi maleman
Tradisi maleman merupakan tradisi nuzulul quran yang diperingati di Lombok. Tradisi ini dimulai dengan menyalakan Dilah Jojor, suluh penerang yang dibuat secara tradisional dari buah jamplung.

Obor dilah jojor ini dinyalakan setelah salat magrib, Setelah itu, masyarakat bakal bersalawat bersama.

4.Doa bersama
Warga melaksanakan salat Idul Fitri di Masjid Raya At Taqwa, Pekayon Jaya, Bekasi, Jawa Barat, Minggu, 24 Mei 2020. Beberapa wilayah zona hijau di Kota Bekasi melaksanakan salat ied di masjid maupun lapangan dengan menggunakan protokol kesehatan.

Selain tradisi khusus, malam nuzulul quran juga diperingati dengan rangkaian acara yang digelar di masjid-masjid. Mulai dari khatam Al-Qur’an hingga doa bersama.

Umat Islam dianjurkan untuk memperingati nuzulul quran sebagai salah satu bentuk syiar. Selain itu malam nuzulul quran juga dapat diperingati dengan melakukan sejumlah amalan sunah seperti tadarus Al-Qur’an dan mengamalkan kandungan Al-Qur’an. Itulah tradisi memperingati nuzulul quran di berbagai daerah di Indonesia.

Sumber:Cnn indonesiq

Artikulli paraprakKolaborasi Lewat Platform Digital, Menteri Johnny Harap Bisa Gerakkan Industri Hiburan
Artikulli tjetërPenyebar Hoax Babi Ngepet di Depok Mengaku Ingin Terkenal