Beranda News Peluang Usaha di Bulan Ramadhan Dengan Modal 3 Juta

Peluang Usaha di Bulan Ramadhan Dengan Modal 3 Juta

JAKARTA – Bulan suci Ramadan segera datang. Umat muslim akan menunaikan puasa satu bulan penuh.
Selain soal ibadah, momen Ramadan juga bisa dimanfaatkan untuk berbisnis. Banyak peluang usaha yang bisa menambah ‘uang jajan’ selama satu bulan penuh.

Tak perlu khawatir soal modal. Anda bisa mencoba berbisnis dengan modal di bawah Rp3 juta. Lantas, bisnis apa saja yang bisa dimulai dengan modal kecil?

Paket Bahan Kue Lebaran
Konsultan Marketing dari Tim Positive Plus Consulting Dinar Sudianto mengatakan banyak masyarakat yang berjualan kue kering selama Ramadan. Biasanya, kue itu dinikmati jelang lebaran Hari Raya Idul Fitri.

Untuk memanfaatkan momentum tersebut, Dinar menyatakan masyarakat bisa berjualan paket bahan-bahan membuat kue. Misalnya, satu paket berisi terigu, gula, dan bahan kebutuhan kue lainnya.

“Kalau jualan kue lebaran kan mainstream. Jadi bisa dengan paket dan bahan-bahan kue lebaran. Misalnya tepung 1kg, gula 1kg, loyang. Semua disiapkan,” ucap Dinar kepada CNNIndonesia.com, Kamis (11/3).

Menurutnya, modal untuk berbisnis paket bahan makanan kue lebaran maksimal Rp1 juta. Ia menyarankan agar masyarakat menjualnya dengan skema pre-order.

Hal ini untuk menghindari pengeluaran modal dalam jumlah besar. Masyarakat bisa membeli beberapa bahan membuat kue kering untuk dipasarkan.

“Misalnya beli beberapa setelah itu foto dan video. Jangan langsung banyak. Belanja banyak ketika ada pesanan,” terang Dinar.

Ia menyarankan agar masyarakat memasarkannya secara daring (online). Dengan begitu, penjual bisa menekan modal dan beban biaya.

Jika beban semakin rendah, maka keuntungan yang dikantongi juga semakin besar. Menurut Dinar, masyarakat bisa mendapatkan keuntungan 50 persen sampai 100 persen dari bisnis ini.

Baca Juga :  Larangan Prabowo Kepada Relawan Prabowo-Gibran Untuk Aksi Masa di Gedung Mahkamah Konstitusi

Amplop Salam Tempel
Masyarakat biasanya membutuhkan amplop jelang lebaran Idul Fitri. Pasalnya, momentum itu biasanya akan dimanfaatkan sebagian masyarakat untuk bagi-bagi angpau.

“Ini bisa jadi peluang bisnis. Berjualan amplop dengan desain khusus dan ada ucapannya,” kata Dinar.

Ia mencontohkan masyarakat bisa berjualan paket angpao berisi 30 lembar. Nantinya, amplop itu bisa dirancang oleh konsumen sendiri.

“Misalnya tulisan Dinar Sudianto lalu ada foto keluarga,” imbuh dia.

Menurut dia, masyarakat hanya perlu modal kertas dan printer. Lalu, untuk desain bisa dibuat dengan aplikasi di laptop.

“Ini hanya berapa puluh ribu atau ratus ribu untuk beli kertas, tinta. Keuntungan bisa lebih dari 100 persen karena kan hanya desain dan print (cetak),” jelas Dinar

Takjil Buka Puasa
Konsultan Bisnis dan Waralaba DK Consulting Djoko Kurniawan mengatakan masyarakat bisa berjualan takjil atau makanan untuk buka puasa. Takjil ini biasanya berupa es buah hingga kolak pisang.

Djoko mengasumsikan bisnis kolak pisang untuk 30 porsi hanya membutuhkan modal Rp50 ribu. Modal itu digunakan untuk 1 sisir pisang raja sebesar Rp15 ribu, ketela Rp15 ribu, kelapa Rp5 ribu , gula jawa Rp5 ribu, dan gelas 30 buah Rp15 ribu.

“Ini jualan tanpa gerobak dan hanya memanfaatkan sepeda motor pribadi atau jualan di garasi rumah,” kata Djoko.

Jika satu porsi kolak pisang dijual sebesar Rp5 ribu. Maka, total pendapatan yang diraih sebesar Rp150 ribu.

“Jadi profit margin sangat tinggi karena dikerjakan sendiri. Beda dengan bisnis yang punya karyawan dan harus sewa tempat,” tutur Djoko.

Baca Juga :  Pelatih Sun Hong Ungkap Kesiapan Korea Selatan di Perempat Final Piala Asia U-23 Timnas Garuda Muda

Sementara, untuk modal es buah ukuran 50 porsi diprediksi sebesar Rp105 ribu. Modal itu digunakan untuk membeli satu botol sirup sebesar Rp25 ribu, semangka Rp30 ribu, melon Rp30 ribu, dan nanas Rp20 ribu.

Menurut Djoko, 1 porsi es buah bisa dijual seharga Rp5 ribu. Jika 50 porsi habis, maka pendapatan yang diraih Rp250 ribu.

“Keuntungannya Rp145 ribu,” kata Djoko.

Reseller Kerudung
Djoko menyatakan masyarakat juga bisa menjadi reseller untuk menjual kerudung. Ini berarti, masyarakat menjual produk dari pihak lain.

Biasanya, reseller mengambil keuntungan Rp10 ribu-Rp20 ribu. Untuk menjadi reseller, masyarakat bisa membeli kerudung dari salah satu produsen.

“Ambil saja di produsen atau di Tanah Abang. Hanya jadi trader saja. Banyak barang murah yang ketika dijual bisa mahal karena mendekatkan diri dengan konsumen,” ujar Djoko.

Menurut Djoko, masyarakat bisa menjual kerudung tersebut di dekat pabrik. Jadi, target pasarnya adalah buruk pabrik.

“Di pabrik karena sibuk kerja. Orang-orangnya tidak sempat membeli kerudung ke pasar atau pusat perbelanjaan. Ketika melihat hijab dengan pabrik, mereka akan beli,” katanya.

Ia memperkirakan kebutuhan modal untuk menjadi reseller menjual kerudung kurang dari Rp3 juta. Masyarakat hanya perlu membeli sebagian kerudung dan tidak perlu membayar sewa.

“Jadi hit and run. Bisa tidak ada biaya sewa,” imbuh Djoko.

Secara keseluruhan, Djoko menyatakan masyarakat bisa memulai bisnis sambil belajar. Dengan memulai, maka masyarakat akan tahu apa masalahnya dan apa yang harus diperbaiki.

“Yang penting serius dan harus masuk ke dalam bisnisnya A to Z,” pungkas Djoko

Sumber : Cnn

Artikulli paraprakTak Tanggung-Tanggung! Atta Halilintar Berikan Seserahan Mewah Untuk Aurel
Artikulli tjetërSudan Selatan Terancam Kelaparan