Beranda Kesehatan Pesan Berantai Soal Vaksin Covid-19 Sinovac Bisa Rusak Otak Adalah Hoaks

Pesan Berantai Soal Vaksin Covid-19 Sinovac Bisa Rusak Otak Adalah Hoaks

JAKARTA — Beredar pesan berantai bahwa vaksin Covid-19 asal Sinovac yang dipakai Indonesia dan sudah disuntikkan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) berbahaya karena bisa merusak otak.

Walau tak menyebut spesifik kasus Sinovas, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sebelumnya sudah pernah menegaskan bahwa unggahan di media sosial yang berisi klaim vaksin berbahaya bagi manusia karena mengandung aluminium yang bisa merusak otak adalah hoaks.

Adapun narasi pada unggahan yang disebut hoaks itu “Bahayanya vaksin dengan kandungan virus yang dibantu alumunium langsung menuju otak (buku teks kedokteran mengakui hal ini.)”

“Klaim bahwa vaksin mengandung aluminium bisa merusak otak adalah tidak benar,” tulis Kominfo di laman resmi, Selasa (26/1).

Kominfo juga menyertakan informasi bahwa Bimo A. Tejo, Associate Professor dan Peneliti Kimia Farmasi Universiti Putra Malaysia mengatakan bahwa virus yang menyerang otak memang ada.

Baca Juga :  Waduh, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin Soroti Flu Singapura : Simak Ulasan Berikut

Namun, bukan karena vaksin atau kandungan aluminium. Semua vaksin yang sudah mendapat izin edar berarti sudah lolos uji klinis. Kandungan garam aluminium dalam vaksin kecil sekali. Tidak ada bukti juga vaksin yang mengandung aluminium bisa menyerang otak.

Sebelumnya, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyatakan video tentang puluhan santri di Jember, pingsan setelah menerima vaksin Covid-19 buatan Sinovac adalah konten yang menyesatkan. Satgas menyatakan narasi dalam video itu tidak sesuai dengan video yang diunggah.

“Faktanya, dalam video dinyatakan puluhan santri pondok pesantren di Kecamatan Jenggawah Jember pingsan karena dehidrasi usai disuntik vaksin difteri pada 27 Febuari 2018,” kutip Satgas dalam laman resmi, Rabu (20/1).

Berdasarkan hasil pemeriksaan, Satgas menemukan video itu beredar di Facebook. Postingan yang diunggah pada 13 Januari 2021 ini telah mendapatkan sejumlah komentar dan telah dibagikan oleh pengguna Facebook lain.

Baca Juga :  Perpres Publisher Rights: Langkah Strategis Menuju Jurnalisme Berkualitas di Era Digital

Setelah ditelusuri, Satgas menyebut peristiwa dalam video tersebut terjadi jauh sebelum munculnya Covid-19. Video ditemukan di kanal Youtube Jember 1Tv pada 28 Februari 2018, dengan judul ‘Puluhan Santri Pingsan Usai Imunisasi Difteri’.

“Dalam keterangannya, disebutkan bahwa puluhan santri di pondok pesantren Pondok Pesantren Madinatul Ulum berada di Kecamatan Jenggawah itu pingsan karena dehidrasi usai disuntik vaksin difteri,” kata Satgas.

Pihak Pondok Pesantren Madinatul Ulum diketahui telah mengeluarkan surat edaran mengenai video tersebut. Mereka menegaskan video tersebut merupakan vaksinasi difteri yang dilakukan oleh Puskesmas Jenggawah, pada tanggal 28 Februari 2018.

“Tidak benar jika video tersebut dihubungkan dengan vaksinasi COVID-19 yang marak akhir-akhir ini,” kata pihak ponpes dalam surat edaran.

Sumber:Cnn Indonesia

Artikulli paraprakPengurus Katar Cibungbulang Resmi dikukuhkan
Artikulli tjetërAhli Kesehatan Khawatir Ancaman Virus Nipah Jadi Pandemi Berikutnya