Beranda Daerah Kondisi Miris Bayi Fira Ditengah Banjir Penghargaan Pemkab Bogor

Kondisi Miris Bayi Fira Ditengah Banjir Penghargaan Pemkab Bogor

SUKARAJA – Ada satu cerita yang sangat menyayat hati di lokasi yang tak jauh dari pusat pemerintahan Kabupaten Bogor, tepatnya di Desa Cilebut Barat, Kecamatan Sukaraja pasalnya keluarga yang hidup menumpang belas kasihan orang lain ditengah kondisi bayinya yang sakit dengan deteksi infeksi paru-paru merupakan pasangan Farida dan Tursino yang sedang merawat bayi Fira berumur 1 tahun dengan berat badan hanya 6 kg.

Pasalnya, keterbatasan biaya menjadi halangan Fira bisa mendapat perawatan maksimal, beberapa bulan lalu Fira pernah dibawa ke salah satu rumah sakit swasta dengan biaya dari hasil menjual TV, Kulkas dan perabotan apa saja yang dimiliki oleh kedua orangtuanya, akan tetapi tetap tidak mencukupi untuk biaya pengobatan Fira, ayahnya yang hanya seorang pekerja serabutan sudah tidak lagi bekerja sejak pandemi melanda.

“Kami pernah coba bawa Fira berobat ke RS Swasta pa, tapi sayangnya uang kita tidak cukup buat biaya perawatan Fira yang di diagnosis menderita infeksi paru-paru, itu juga uangnya hasil penjualan barang-barang yang ada pa, kaya TV, Kulkas dan perabot dapur, suami sudah sejak awal pandemi sekitar 4 bulan lalu nganggur pa, buat makan sehari-hari aja kita sangat kesulitan,” ungkap Farida kepada wartawan pada Sabtu (9/1).

Baca Juga :  Mengenang Perjalana Sang Pendiri Mustika Ratu : Mooryati Soedibyo, Pionir Industri Kosmetik Herbal Indonesia

Tursino ayah Fira juga bercerita bahwa dirinya juga sudah tidak sanggup lagi membayar kontrak rumah sendiri karena tidak ada biaya, bahkan sejak sebulan lalu dirinya beserta istri dan 3 orang anaknya tinggal menumpang di rumah orang lain bernama Sandi yang kasihan terhadap dirinya.

“Alhamdulillah ada yang peduli sama kita dengan memberikan tumpangan rumah kontrakan, dari tiga petak kontrakan diisi 2 keluarga dengan total ada 8 orang, kami sangat berterima kasih masih ada yang peduli, bahkan kadang makan kami juga dikasih, ada dua kakak Fira juga putus sekolah karena tidak ada biaya,” terangnya.

Sementara, Sandi yang mengaku bersedia menampung keluarga Tursino lantaran kasihan, terlebih Tursino meliliki bayi yang butuh perawatan.

Baca Juga :  Larangan Prabowo Kepada Relawan Prabowo-Gibran Untuk Aksi Masa di Gedung Mahkamah Konstitusi

“Awalnya saya miris lihat kondisi keluarga ini, bayi Fira sakit butuh biaya berobat, trus mereka sudah gak punya biaya buat bayar kontrakan, tapi hidup saya juga terbatas pak karena saya sehari-hari cuma berjualan roti keliling komplek menggunakan sepeda kayuh dan penghasilan seadanya, paling 40-50 ribu perhari gak tentu, apalagi di masa covid begini banyak komplek yang ditutup jalannya,” cerita Sandi.

“Saya hanya bisa bantu berbagi petakan kontrakan disini, disini biaya kontrakan Rp. 450.000 sebulan kalau makan ya bareng-bareng seadanya, saya si berharap ada uluran tangan donatur yang bisa membantu pengobatan Fira, karena kalau saya sendiri terus terang untuk biaya berobat mah ga bisa bantu ya kondisi saya juga begini,” sambung Sandi.

Miris memang, kisah pilu ketidakberdayaan masyarakat nyata terjadi di Kabupaten Bogor bahkan tidak jauh dari pusat pemerintahan Kabupaten Bogor yang diketahui baru saja menyambut penghargaan sebagai Kabupaten Terinovatif ketiga di Indonesia.

(Tim)

Artikulli paraprakLongsor Galian Gunung Mas Operator Tewas Tertimbun Bersama Alat Beratnya
Artikulli tjetërProtes Warga Singajaya Jonggol Terkait Bansos Covid Ditanggapi Pihak Desa.