Beranda News Lamborghini atau Bugatti Ogah Bikin Mobil Listrik, Apa Alasannya?

Lamborghini atau Bugatti Ogah Bikin Mobil Listrik, Apa Alasannya?

JAKARTA – Pabrikan mobil tengah berlomba melahirkan mobil listrik. Tapi hal ini belum terlihat pada Lamborghini ataupun Bugatti, produsen mobil supercar berperforma tinggi. Apa alasannya?

Dicuplik Topgear, Jumat (11/12/2020) Bos Bugatti yang juga menjadi CEO Lamborghini, Stephan Winkelman mengatakan belum memiliki rencana dalam waktu dekat untuk mengubah supercar dikonversi menjadi bertenaga listrik. Menurutnya, emisi mobil berperforma itu juga tak berpengaruh banyak dengan kondisi bumi.

“Jarak tempuh rata-rata Chiron adalah seribu mil per tahun. Ini mobil bervolume (produksi) rendah; kurang dari 100 setahun. Jadi, kita tidak berdampak besar pada emisi di seluruh dunia. Jadi, jika memungkinkan, kita harus memelihara mesin pembakaran. selama mungkin,” ujar dia.

Meski demikian, Winkelmann mengatakan tetap penting untuk memahami pelanggan dan apa yang mereka inginkan, selain mengirimkan mobil berbeda dari yang lain.

Baca Juga :  Pendampingan Babinsa dalam Pembagian Beras Bulog di Desa Curug, Jasinga

“Mobil yang sepenuhnya listrik adalah salah satu opsi yang kami pertimbangkan, dan menurut saya sangat disukai konsumen,” tuturnya.

Pun diketahui Lamborghini saat ini masih menjauh dengan teknologi listrik. Bahkan mobil sport hibridanya, Lamborghini Sian menggunakan teknologi super capacitor sebagai tenaga induksi. Berbeda dengan McLaren, Porsche, hingga Rimac yang mulai disetrum menggunakan listrik.

“Kami harus beradaptasi dengan tantangan masa depan dan menciptakan peluang darinya. Kami memiliki insinyur, tim, dan juga pelanggan kami; mereka tahu apa yang akan terjadi dan memahami semua ini.”

“Saya tidak melihat BEV untuk hypercar atau mobil sport super sekarang atau dekade ini. Jadi baik untuk Bugatti maupun untuk Lamborghini,” kata Winkelman.

Baca Juga :  Transformasi Strategis: Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto Gencar Lakukan Mutasi Besar-besaran Selama Bulan Suci Ramadan

Sebagai produsen mobil berperforma tinggi, Winkelman tak ingin tergesa-gesa, ia perlu melihat sejauh mana peraturan, penerimaan konsumen dan kesanggupan teknologi mobil listrik diterapkan.

“Mungkin mendekati akhir dekade (10 tahun ke depan), dan ketika kita tahu sedikit tentang aturan, penerimaan, jangkauan, waktu pengisian, biaya, performa, dll. Kita perlu sampai pada titik di mana kita memiliki pemahaman yang lebih baik. Kami mungkin menguji berbagai hal dengan pelanggan terdekat kami, tetapi kami terus berdiskusi dengan mereka tentang perkembangan masa depan. Saya tidak bisa mengesampingkannya tetapi itu bukan untuk saat ini,” jelas Winkelman.

Sumber:Detik

Artikulli paraprakKurang Dari 10 Hari Kasus Covid-19 Sebanyak 50 Ribu
Artikulli tjetërLima Calon Kades Cibadak Dapatkan Nomor Urut