Beranda Daerah Tanggapan Keluarga Mbah Simun Jompo Tinggal Sebatang Kara

Tanggapan Keluarga Mbah Simun Jompo Tinggal Sebatang Kara

CIBUNGBULANG – Sakimun (74) alias mbah Simun yang tinggal sebatang kara digubuk dengan kondisi sakit-sakitan, ditanggapi perwakilan keluarga besar Juhari yang diwakili oleh Junaedi yaitu suami dari cucu tiri mbah Simun, disaksikan Kepala Desa Cimanggu 1 Hernawan M Sodik, diruang kerjanya, pada Selasa, (03/11/2020).

Dalam klarifikasinya Junaedi menjelaskan, bahwa mbah Simun diperlakukannya layaknya orang tuanya sendiri.

“Tidak saya beda-bedakan, tahun 2019 rumah direnovasi saya bicara dengan beliau, mbah tolong ketika nanti tinggal disini abah harus rapi dan jangan jorok, tetapi beliau berasumsi diusir oleh saya, setelah itu saya panggil keluarganya yang di Cilacap namanya sukiman adeknya mbah Simun dengan pembiayaan dari saya, kemudian ngobrol dengan sukiman bahwa mbah simun sudah sakit-sakitan bahkan Bab dan lain-lain sudah disitu, akhirnya mbah Simun mau ikut dengan sukiman,” jelas Junaedi.

Lanjut, Junaedi menambahkan, tidak sampai 2 minggu tinggal dicilacap mbah Simun kembali ke Bogor, hingga mengagetkan keluarga besar Juhari, padahal menurut informasi keluarganya di Cilacap mbah Simun sudah dipasilitasi dengan lengkap.

Baca Juga :  Pertarungan Politik Mencuat: Pasangan Duet Jaro Ade – Anang Hermansyah Dapat Sorotan Tajam

“Balik lagi kesini, kita-pun kaget, alhasil dia pun ngontrak dirumahnya bapak lupus selama 3 bulan, dengan uang pribadinya yang berasal dari kita-kita, mungkin dia kumpulin waktu pulang kejawa, 3 bulan ngontrak karena sudah tidak sanggup disana pun sakit-sakitan, akhirnya ada partisipasi warga untuk membuat gubuk disamping Musholla tidak sampai setahun, akhirnya beberapa bulan kemudian ada komplain dari ibu-ibu yang mengaji karena bau,” katanya.

Masih Kata Junaedi, kemudian datang Rt Nanang bersama Basri kerumah junaedi untuk minta tempat yakni gubuk tempat tinggal mbah Simun hingga sekarang.

“Saya bilang silahkan, ayo kita bikinkan tempat dia alhasil disitulah dia tinggal, tetep masalah makan, jajan masih disuplay oleh kita dari pihak keluarga, betul secara KK masih nyanding bersama mertua saya Bapak Juhari, tapi beliau ini orang yang susah diatur dari dulu seperti itu, bukan karena sudah sepuh udah adatnya begitu,” pungkasnya.

Baca Juga :  Babinsa Desa Bagoang : Pendampingan Penyaluran Beras Bulog Tahap 3 di Desa Bagoang Berlangsung Sukses

Diwartakan sebelumnya, Sakimun (74) warga Kampung Jatake Rt 01/07, Desa Cimanggu 1, Kecamatan Cibungbulang Butuh perhatian Pemerintah,

Pasalnya, kakek Kimun sapaannya hidup sebatang kara dan memasuki usia jompo, sering sakit-sakitan terlebih dimasa pandemi Covid-19 ini.

Kake Kimun mengaku, tanpa tersentuh bantuan apapun, tinggal di gubuk yang dibangun atas inisiasi warga setempat, serta makan juga dari para tetangga tanpa perhatian dari pemerintah Desa dan Kecamatan.

“Masyarakat bersama bapak Rt membangun tempat tinggal saya, makan keseharian mengharapkan pemberian tetangga, bantuan apapun belum pernah dapat, hanya pernah dikasih uang sebesar 50 ribu pada saat ada pembagian sembako (BPNT-red), saya langsung tanya sembakonya mana ?, udah ini aja (uang 50 ribu) 2 kali saya dikasihnya, total 100 ribu, namun saya tidak tahu uang darimana,” urai Kakek kimun kepada wartawan media ini, Rabu (28/10/2020).

(Ipay/Fahri)

Artikulli paraprakAntisipasi Penularan Covid-19, Satgas Minta Masyarakat Yang Pulang Berlibur Untuk Tes Swab
Artikulli tjetër6 Fenomena Penyebab Resesi Ekonomi