Beranda Daerah PWI Gelar OKK di Hotel Valley Bogor

PWI Gelar OKK di Hotel Valley Bogor

BOGOR – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Bogor menggelar Orientasi Kewartawanan dan Keorganisasian (OKK) di Hotel Bogor Valley pada Sabtu (31/10/2020). Dengan tema “Memahami produk jurnalistik, menjalankan kode etik ditengah kemerdekaan pers, OKK diikuti puluhan wartawan Kota/Kabupaten Bogor.

Ketua PWI Kota Bogor Arihta Utama Surbakti mengatakan, hari ini baru kali pertama digelar kembali OKK oleh Kota Bogor dan di masa pandemi mudah-mudahan tidak mengurangi secara kualitas, karena nanti ke materi yang akan tampil secara esensi berkaitan dengan organisasi PWI dan dengan dengan organisasi profesi wartawan tidak diisi oleh orang-orang yang dalam tanda kutip.

“Karena itu ada ujian yang harus dijalani dan merupakan syarat mutlak. Saya harap teman-teman yang ditunjuk saat ini dan ikut serta teman-teman yang sudah bekerja di media mainstream. Sehingga tidak kesulitan dalam menulis berita. Semoga teman-teman tidak ada kesulitan dalam OKK,” ungkap Ari.

Ari menambahkan, sehingga nantinya teman-teman wartawan mengetahui apa itu manfaat dan untuk apa di PWI Kota Bogor. Jadi tidak asal masuk, yang terpenting adalah teman-teman mengetahui adanya Peraturan Dasar (PD) dan Peraturan Rumah Tangga (PRT).

Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, dirinya ingin sedikit fokus pada ulasan tentang persamaan atap antara wartawan dan politisi. Karena pekerjaan itu terbagi dua, yaitu satu orientasinya pada pencaharian dan pekerjaan pengabdian.

Baca Juga :  Penampakan Baru Putri Ridwan Kamil Tanpa Hijab Saat Lebaran di Newcastle Inggris

“Sepanjang sejarah politisi dan wartawan masuk dalam pengabdian. Saat orang bercita-cita menjadi politisi dan wartawan orientasi sejatinya kepada pengabdian. Dalam sejarah terjadi irisan politisi menjadikan jurnalis menjadi sarana perjuangan. Tidak sedikit juga jurnalis menjadi politisi dan berkiprah dipolitik,” ungkap Bima.

Bima menjelaskan, dalam perjalanan banyak hal berbeda karena tantangan yang cenderung bergeser kepada mata pencaharian. Dari mulai kiprah awal dari pendahulu politisi dan wartawan marwahnya dijaga sampai diujung.

“Karena mereka berhasil menjaga idealisme dan pragmatisme, wartawan idealisme tapi owner-nya Politisi karena bisa jadi wartawan hatinuraninya A tapi perintah owner B bertentangan dengan owner. Kadang juga ada kejadian karena kerabat, teman sodara dan kolega. Mereka menitip berita karena kepentingan dan cair,” jelasnya.

Bima memaparkan, tidak mudah sekarang politisi dan wartawan diancam sektarian, promodia serta Suku, Adat, Ras dan Agama (SARA). Banyak politisi memainkan isu SARA, tetapi harus ada kemampuan media menjadikan edukasi secara presisi.

“Jangan sampai yang penting eksis dahulu. Masalah akurasi dan fakta belakangan. Kalau tidak mampu berkreasi termakan arus, bagaimana dunia digital mengancam televisi besar ini menunjukkan inovasi kreasi. Bagaimana mana ada Narasi televisi saat ini,” paparnya.

Baca Juga :  Satu Keluarga Meninggal Terjebak di Jalan Berlumpur di Jalan Alternatif

Bima juga mengusulkan, dengan adanya OKK ini bisa menjadikan bagaimana media menjadi pilar demokrasi. Kalau ada kepala dinas manipulasi asal base nya nurani dirinya dukung temen-temen kritis, tetapi kalau teman-teman wartawan bermain saya bela kepala dinas.

“Insya Allah godaan, tantangan dan peluang sama antara politisi serta wartawan. Karena itu ada penguatan kapasitas PWI Kota Bogor, sama hal nya seperti lurah, camat dan kepala dinas diupgrade. Makanya kompetensi ideal itu 40 persen dan karakter 60 persen. Karena itu saya selalu bercerita tokoh-tokoh pemimpin saat breafing staff,” tuturnya.

Bima berharap ke depan wartawan Kota Bogor menjadi wartawan idealis. Dirinya apresiasi dibawah Arihta Utama Surbakti bukan sekedar berdiri, tapi berlari kelihatan dari aktivitas dan kegiatan yang ada.

“Mudah-mudahan Kota Bogor akan mengorbitkan legenda jurnalis. Pemkot Bogor siap bersinergis,” pungkasnya.

Di tempat yang sama, dirinya secara pribadi memberikan pandangan bahwa wartawan yang ada dan sebagai salah satu penyampai informasi bagi masyarakat dalam bentuk berita tapi bisa mengedukasi dan mengubah pemikiran masyarakat. Menjaga norma-norma moral, bahwa seorang wartawan harus bisa mengemas bahasa agar informatif dan tidak menyinggung yang kurang berkenan dimasyarakat.

“Harus menjaga kesehatan dan keselamatan, selamat menempuh OKK,” tuturnya. (*)

Artikulli paraprakStrategi Pemprov Jabar Cegah Corona Saat Libur Panjang
Artikulli tjetërWarga Rancasari Kompak Peringati Maulid Nabi Muhammad di Ponpes Nurul Huda