Beranda Ekonomi China Berambisi Menjadi Negara Ekonomi Terbesar Dunia

China Berambisi Menjadi Negara Ekonomi Terbesar Dunia

China – Presiden China, Xi Jinping dikabarkan akan mulai menggalakkan niatnya membuat China menjadi negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Komite Pusat Partai Komunis China yang berkuasa dan dipimpin oleh Xi akan bertemu di Beijing dari 26 hingga 29 Oktober untuk membahas proposal pembangunan nasional selama lima tahun ke depan, dari 2021 hingga 2025.

Pemerintah China memiliki tradisi untuk menetapkan prioritas atau target ekonomi dan sosial setiap lima tahun. Tahun ini merupakan pertemuan dan pembahasan yang ke-14.
Bersamaan dengan adanya kesenjangan secara global yang disebabkan oleh pandemi virus corona serta tragedi bersitegang dengan Amerika Serikat, pertemuan ini diluncurkan pada waktu yang sangat kritis untuk negara Asia. Meski dalam keadaan yang sedang kritis, China diperkirakan akan menjadi ekonomi terbesar di dunia dalam beberapa tahun mendatang.

Bagi Xi, setengah dekade berikutnya dan seterusnya dibangun di atas delapan tahun di mana dia menghapus batasan masa jabatan dan mengonsolidasi kekuatan politik.

Salah satu tonggak penting ke depan adalah peringatan 100 tahun Partai Komunis China pada tahun 2021. Pihak berwenang telah berjanji untuk membangun masyarakat yang cukup sejahtera pada tahun depan. Kemudian pada tahun 2022, Kongres ke-20 Partai Komunis China akan menjelaskan rencana kepemimpinan Xi di masa depan.

Baca Juga :  Warga Bergotong-royong Hadapi Amblasnya Jalan di Curug Bitung: Harapan Untuk Respons Pemerintah yang Terkesan Tutup Mata

Masih banyak lagi tanggal ke depan yang telah ditentukan oleh pemerintah otoriter untuk tujuan pembangunan. Di antaranya adalah rencana Made in China 2025 untuk mendominasi di bidang teknologi tinggi dan manufaktur utama, dan menetapkan China Standards 2035 guna spesifikasi global tentang teknologi terdepan.

Naskah terakhir dari rencana lima tahun mendatang akan dirilis tahun depan di Kongres Rakyat Nasional yang biasanya diadakan pada bulan Maret. “Satu hal yang saya pikir akan menonjol adalah keamanan rantai pasokan,” kata Kepala Ekonom di Hang Seng China yang berbasis di Shanghai, Dan Wang mengatakan kepada CNBC dalam wawancara telepon.

Menurutnya, akan ada beberapa penyesuaian besar karena perencanaan lima tahun yang ke-14 ini adalah rencana jangka panjang dan bukan sekadar rencana darurat.

“Ini akan mendorong beberapa masalah jangka panjang. Sekarang dengan beberapa kompetisi bersama Amerika Serikat, akan ada banyak tekanan pada penguatan sektor-sektor yang terkait dengan keamanan nasional dan mata pencaharian dasar rakyat,” tambah Dan.

Kemandirian dan Keamanan
Berangkat dari kritikan presiden AS, Donald Trump bahwa China telah mendominasi pasar global secara tidak adil, Trump telah menekan China untuk membeli lebih banyak barang Amerika. Tujuannya untuk menghambat kemajuan teknologi Beijing dengan pembatasan pada perusahaan seperti raksasa telekomunikasi China, Huawei.

Baca Juga :  Penomena Langka: Ramdhan Akan Diulang Dua Kali dalam Setahun. Berikut Ulasannya!

Ketidakpastian tentang apakah perusahaan teknologi China dapat terus berkolaborasi dengan perusahaan AS mengakibatkan percepatan upaya Beijing dalam memastikan kecakapan teknologi di masa depan.

Dalam pidatonya awal bulan ini, Xi berbicara tentang dukungan untuk mekanika kuantum, yang dapat mendorong pengembangan superkomputer dengan kemampuan prosesor yang lebih maju.

Dengan mengingat keamanan nasional, Ekonom di The Economist Intelligence Unit (EIU), Yue Su mengharapkan rencana lima tahun itu dapat memberi dukungan untuk teknologi tinggi, seperti semikonduktor. Dia juga akan membahas bagaimana ketahanan energi di China supaya tidak mengandalkan impor minyak bumi, memastikan keamanan pangan agar dapat menghadapi setiap ketegangan dengan negara-negara yang mengimpor daging babi di China. Terlebih, karena daging tersebut masuk ke dalam daftar kebutuhan pokok.

Dari perspektif sosial, Su berharap China menemukan lebih banyak cara untuk meningkatkan konsumsi, termasuk menghapus batasan jumlah anak yang dapat dimiliki keluarga. “Saya akan menempatkannya di bagian atas (dari) topik untuk dibahas,” katanya, mencatat langkah seperti itu akan membantu pertumbuhan jangka menengah dan panjang China.

Sumber : Merdeka.com

Artikulli paraprakMoto GP 2021, Mandalika Racing Team Gaet Raffi Ahmad Jadi Brand Ambasador
Artikulli tjetërLebih Mudah! Sekarang Bisa Cari Kost Lewat Aplikasi RoomMe OS