Beranda Daerah Ide Kreatif, Es Varian Lahir Ditengah Pandemi Covid-19

Ide Kreatif, Es Varian Lahir Ditengah Pandemi Covid-19

LEUWISADENG – Pandemi Covid-19 ini memang memiliki banyak dampak dalam ke kehidupan kita, termasuk bidang ekonomi, teknologi, lingkungan, masyarakat dan lain sebagainya.

Tetapi bagi sebagian orang yang selalu berpikir positif, kejenuhan waktu senggang telah memicu gagasan tentang hobi produktif baru yang dapat mendukung mereka secara finansial. Walaupun banyak kegiatan yang tidak dapat berjalan seperti biasanya, namun kita harus tetap optimis untuk mengambil peluang usaha.

Salah satunya, Kedai Es keninian yang diberi nama Es Varian yang berlokasi di Jalan Raya Sadeng, di Kampung Kosol, Desa Sadeng, Kecamatan Leuwisadeng tepatnya didepan Pasar Rakyat Leuwisadeng itu lahir di tengah pandemi Covid-19.

Pemilik Kedai Es Varian Tridinari Faraswati mengaku, Ia mulai berjualan ditengah pandemi Covid-19.

Baca Juga :  Perpres Publisher Rights: Langkah Strategis Menuju Jurnalisme Berkualitas di Era Digital

“Muncul ide untuk berjualan Es Varian pada awal-awal pandemi Covid-19 saat itu, pertengahan bulan Juli 2020,” kata Dina sapaannya kepada wartawan media ini, Rabu, (14/10/2020).

Dina melanjutkan, awalnya sama sekali dirinya tidak memiliki bakat berjualan bahkan sebelumnya ia mengajar sebagai guru honor dibidang Komputer di salah satu SMK swasta di wilayah Leuwisadeng.

“Awalnya saya ngajar, karena pendemi ini kan sekolah tidak boleh tatap muka, otomatis aktifitas lebih banyak dirumah, akhirnya saya banting stir dan berfikir untuk membuka usaha yang sesuai dengan lingkungan, situasi dan kondisi saat ini. Tidak ada yang sia-sia kita lakukan. Justru kita harus tetap aktif berpikir dan bergerak,” ujarnya.

Untuk harga, Dina menjelaskan, cukup terjangkau dan tentunya aman di dompet.

Baca Juga :  Pendampingan Babinsa dalam Pembagian Beras Bulog di Desa Curug, Jasinga

“Untuk harga cukup terjangkau lah, mulai dari Rp 5000,- sampai dengan Rp 8000,- jika ingin extra toping hanya tambah Rp 2000,- saja,” jelasnya.

lanjut kata Dina, Kebanyakan para pembeli biasanya untuk dibawa pulang (take away).

“Mulai buka jam 10 pagi sampai jam 19.00 WIB, kebanyakan pembeli dibawa pulang sih pak, paling ada lah satu, dua yang lagi lewat kemudian sambil duduk sebentar terus jalan lagi,” ujarnya.

Dina mengaku, Berkat dukungan dari keluarga, saat ini ia telah membuka beberapa cabang di wilayah Kabupaten Bogor.

“Alhamdulillah saat ini juga sudah buka cabang di Bojong Gede dan di depan Stasiun Citayam dan masih terus kita kembangkan,” pungkasnya.

(Fahri)

Artikulli paraprakSempat Anjlok di Masa Pandemi, Penjualan Mobil di Indonesia Mulai Bangkit Lagi
Artikulli tjetërPolisi Amankan Ribuan Demonstran Tolak Omnibus Law Yang Berujung Ricuh