Beranda Nasional Wartawan Senior Alwi Shahab Meninggal Dunia Dini Hari

Wartawan Senior Alwi Shahab Meninggal Dunia Dini Hari

JAKARTA – Innalillahi wa inna ilahi rojiuun . Kabar duka menyelimuti keluarga besar Harian Republika . Wartawan senior, Alwi Shahab, Kamis (17/9/2020) dini hari pukul 03.00 WIB meninggal dunia.

Telah berpulang ke Rahmatullah Alwi Shahab, sejarawan Betawi, wartawan harian Republika . Meninggal Kamis, 17 Sept 2020 pukul 03.00. Rumah Duka, Kompleks Balekambang Asri no 14, Gang Haji Sarbii, Jalan Mungggang, Condet, Jakarta Timur. Al Fatihah, “demikian informasi yang diperoleh dari Idrus Shahab seperti dilansir republika.co.id.

Abah Alwi, demikian ia akrab disapa, seorang wartawan yang telah menjalani profesinya hampir 60 tahun. Kariernya dimulai tahun 1960 sebagai wartawan kantor berita Arabian Press Board di Jakarta. Sejak Agustus 1963 ia bekerja di kantor berita Antara .

Baca Juga :  Aksi Perampokan Sadis di Bogor: Ayah Tewas, Tiga Anggota Keluarga Terluka Parah

Berbagai jenis liputan digelutinya saat di Antara , mulai dari reporter kota, kepolisian, sampai bidang ekonomi. Selama sembilan tahun (1969-1978), anak Betawi kelahiran Kwitang, Jakarta Pusat ini, menjadi wartawan Istana.

Sepanjang nyala sebagai wartawan, Alwi Shahab melakukan liputan di luar negeri. Di lain, tahun 1983 ia mengunjungi perbatasan Malaysia-Thailand untuk meliput operasi penumpasan gerakan Komunis oleh tentara Malaysia.

Pensiun dari Antara tahun 1993, ia bergabung dengan Harian Republika . Tanpa kesulitan Abah Alwi langsung beradaptasi dengan lingkungan baru yang dihuni oleh orang-orang muda.

Dengan komitmennya yang tinggi terhadap kewartawanan Abah Alwi langsung menjadi contoh bagi rekan yuniornya, bagaimana seseorang bisa menjadi wartawan sejati, walau telah memasuki usia senja. Ia tidak kalah produktif dibandingkan dengan rekan yuniornya.

Baca Juga :  Rudy Susmanto-Jaro Ade Ajak Masyarakat Berjuang untuk Kemajuan Kabupaten Bogor

Sejak di Republika , ia mulai menulis artikel-artikel tentang sejarah kota Jakarta, baik dalam bentuk tulisan lepas, di rubrik kebudayaan, maupun di rubrik Sketsa Jakarta dan Nostalgia . Abah Alwi seolah-olah tidak mengikuti bahan untuk mengangkat permasalahan kota Jakarta, terutama yang kisah-kisah tempo doeloe-nya. Untuk objektivitas, ia bukan saja mendatangi nara sumber, menelaah berbagai koleksi dan bahan, juga mendatangi tempat yang menjadi bahan masukannya. Selamat jalan Abah Alwi.

Sumber:Sinarharapan

Artikulli paraprakKoramil Jasinga Beri Sanksi 10 Warga Terjaring Operasi Yustisi Ucapkan Pancasila
Artikulli tjetërHMI MPO Tuntut Pembangunan Rawat Inap RSUD Leuwiliang Terindikasi Korupsi Dihentikan