Beranda Daerah 94 KK / Ratusan Jiwa di Bogor Jadi Sumber Covid-19

94 KK / Ratusan Jiwa di Bogor Jadi Sumber Covid-19

BOGOR-Penyebaran kasus positif Covid-19 di wilayah Bogor terhitung masih tinggi. Klaster keluarga menjadi klaster yang mendominasi di wilayah Kota dan Kabupaten Bogor. Total ada 94 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah ratusan jiwa yang terinfeksi virus corona menjadi Sumber Covid-19.

Berdasarkan data yang dihimpun Metropolitan, 94 KK itu tersebar di masing-masing wilayah, dengan rin­cian 49 keluarga berasal dari Kabupaten Bogor dan 45 keluarga dari Kota Bogor.

Di Kabupaten Bogor, 49 keluarga yang terinfeksi virus corona terjadi sejak awal pan­demi hingga kini. Yakni jum­lah penambahan terbanyak sejak sembilan hari ke belakang ada 28 keluarga di Bogor.

“Klaster rumah tangga atau keluarga mulai banyak. Dari tanggal 6 hingga 14 September ada 28 klaster keluarga,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Co­vid-19 Kabupaten Bogor, Syarifah Sofiah, kemarin.

Ia menyebut klaster kelu­arga banyak ditemukan di wilayah-wilayah perbatasan, seperti Bojonggede yang ber­batasan langsung dengan Kota Depok. “Paling banyak di perbatasan. Bojonggede dan sekitarnya,” ungkapnya.

Syarifah menjelaskan klas­ter keluarga umumnya ber­sumber dari anggota kelu­arga yang bekerja di luar wilayah. Ketika pulang, me­reka tak menerapkan protokol kesehatan sehingga virus yang terbawa tertular ke anggota keluarga lainnya.

Untuk itu, ia meminta setiap keluarga selalu menerapkan protokol kesehatan ketat. “Klaster keluarga banyak dari yang bekerja di luar Bo­gor. Jadi membawa virus ke rumah. Kita kan kalau sudah di rumah sulit menjaga pro­tokol kesehatan. Ini yang ha­rus diperhatikan,” ujarnya.

Baca Juga :  Paripurna DPRD Kabupaten Bogor: Sastra Winara Resmi Ditunjuk Sebagai Ketua DPRD 2024-2029

Hal serupa juga terjadi di Kota Bogor. Ketua Gugus Tu­gas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Bogor, Dedie A Rachim, menyebut klaster rumah tangga meru­pakan salah satu penyebab Kota Bogor menjadi zona merah. Ia merinci saat ini terdapat 45 klaster keluarga aktif di Kota Bogor, dengan jumlah terkonfirmasi positif kurang lebih 250 orang.

Tingginya angka penyebaran dari klaster rumah tangga, sambung Dedie, disebabkan tiga hal. Di antaranya kepala atau anggota keluarga be­kerja di perkantoran wilayah Jabodetabek yang sistem sir­kulasi udara dan penerapan protokol Covid-19-nya dip­erkirakan kurang memadai.

Kedua, dari perjalanan dinas luar kota dengan mengguna­kan multi moda transportasi. Ketiga, keluarga yang melaks­anakan kegiatan internal se­perti tahlilan, resepsi perni­kahan atau kegiatan lainnya yang melibatkan anggota keluarga dalam jumlah besar.

”Jadi memang masalah penyebaran ini terjadi begitu cepat dan masif. Tiga penye­bab itu diduga menjadi penye­bab penularan dari klaster rumah tangga sangat tinggi,” kata Dedie.

Untuk itu, Dedie berharap semua orang, tanpa terke­cuali, kembali sadar akan bahayanya penyebaran Co­vid-19 di masa pelonggaran peraturan saat ini. Terlebih bagi masyarakat yang berada di usia produktif yang be­kerja dan memiliki mobilitas tinggi.

”Pulang ke rumah, mandi, jaga kebersihan, jaga jarak dan selalu gunakan masker. Hanya itu yang bisa kita lakukan sambil menunggu vaksin di­temukan,” ucap Dedie.

Baca Juga :  Real Madrid Tundukkan Real Sociedad 2-0 di Laga Tandang, Vini dan Mbappe Bersinar Lewat Penalti

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bo­gor, Sri Nowo Retno, membe­narkan bahwa klaster kelu­arga menjadi salah satu peny­umbang kasus positif virus corona terbanyak untuk saat ini. Berdasarkan analisis data Covid-19 yang dilakukan pihaknya, tumbuh suburnya kasus positif Covid-19 dari klaster keluarga terjadi lan­taran pengidap Covid-19 ber­status Orang Tanpa Gejala (OTG).

”Berdasarkan hasil analisis, klaster keluarga terjadi ka­rena banyaknya penderita OTG jadi gampang menular. Kalau dalam keluarga, kita tidak tahu seperti apa. Orang­nya tidak sakit tapi membawa dan menyebarkan virus. Itu yang membuat banyaknya klaster keluarga,” katanya.

Tak hanya itu, tingginya klas­ter keluarga disebabkan ting­ginya mobilitas masyarakat. ”Masyarakat ini masih ba­nyak yang beraktivitas keluar. Baik mengunjungi kerabat atau aktivitas di luar rumah lainnya. Jadi meski semuanya di rumah, tapi masih banyak masyarakat yang bepergian keluar rumah. Seperti ke area publik, kerumunan dan kelu­ar kota,”ujarnya.

Karena itu, Retno menging­atkan agar kondisi ini tidak dianggap enteng. Sebab, klas­ter keluarga sudah menjadi salah satu ancaman pengge­rak penularan. Ia juga me­minta masyarakat Kota Bogor untuk waspada dan lebih disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.

”Penyebaran Covid-19 ini tidak main-main. Kalau kelu­arga saja menjadi ladang penyebaran, apalagi di tempat umum. Kita semua tentu ha­rus waspada. Minimal dengan sadar dan menerapkan pro­tokol kesehatan di keseharian kita,”pungkasnya.

Sumber:Metropolitan

Artikulli paraprakPemkot Bogor Perpanjang PSBMK Hingga 2 Pekan
Artikulli tjetërPemprov DKI Tutup 8 Perusahaan di Jakarta di Hari Pertama PSBB